Senin, 31 Mei 2010

Janganlah Iri terhadap Orang LAin

Hidup bukanlah Waktu Yang Harus Kita Isi Dengan Iri dan Dengki Terhadap Orang Lain..

janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (Karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.
Qs. 4: 32
Dan Allah melebihkan sebahagian kamu dari sebagian yang lain dalam hal rezeki, tetapi orang-orang yang dilebihkan (rezekinya itu) tidak mau memberikan rezeki mereka kepada budak-budak yang mereka miliki, agar mereka sama (merasakan) rezeki itu. Maka mengapa mereka mengingkari nikmat Allah?.
QS. 16: 71
Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri. Dan apabila Allah menghendaki keburukan terhadap sesuatu kaum, maka tak ada yang dapat menolaknya; dan sekali-kali tak ada pelindung bagi mereka selain Dia.
QS. 13: 11
Allah meluaskan rezeki dan menyempitkannya bagi siapa yang Dia kehendaki. Mereka bergembira dengan kehidupan di dunia, padahal kehidupan dunia itu (dibanding dengan) kehidupan akhirat, hanyalah kesenangan (yang sedikit).
QS. 13:26
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".
Qs. 14:7
Dia telah memberikan kepadamu (keperluanmu) dan segala apa yang kamu mohonkan kepadanya. Dan jika kamu menghitung nikmat Allah, tidaklah dapat kamu menghinggakannya. Sesungguhnya manusia itu, sangat zalim dan sangat mengingkari (nikmat Allah).
Qs. 14:34
Dan tidak ada sesuatupun melainkan pada sisi Kami-lah khazanahnya; dan Kami tidak menurunkannya melainkan dengan ukuran yang tertentu.
Qs. 15:21
Perhatikanlah bagaimana Kami lebihkan sebagian dari mereka atas sebagian (yang lain). Dan pasti kehidupan akhirat lebih tinggi tingkatnya dan lebih besar keutamaannya.
Qs. 17: 21

Liberta Bintoro Ranggi WIrasakti

ALLAH itu Adalah SUmber Motivasi Terbesar

ALLAH itu SUMBER MOTIVASI TERbesar..
Janganlah kamu berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika kamu menderita kesakitan, maka sesungguhnya merekapun menderita kesakitan (pula), sebagaimana kamu menderitanya, sedang kamu mengharap dari pada Allah apa yang tidak mereka harapkan. Dan adalah Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
Qs. 4:104
Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian)mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu……
QS. 16: 92
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-orang yang berbuat kebaikan.
Qs. 16:128
Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Qs. 7:199
janganlah kamu membunuh anak-anakmu karena takut kemiskinan. Kamilah yang akan memberi rezeki kepada mereka dan juga kepadamu. Sesungguhnya membunuh mereka adalah suatu dosa yang besar.
Qs. 17: 31
Maha Suci Allah Yang di tangan-Nya-lah segala kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu,Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun,
Qs. 67: 1-2
Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.
Qs. 67: 15
Ingatlah, sesungguhnya wali-wali Allah itu, tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.(Yaitu) orang-orang yang beriman dan mereka selalu bertakwa.
Qs. 10:62-63
Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya, walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukai(nya).
Qs. 10:82
Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar.
QS. 65:2
Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki)Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu.
Qs. 65:3
Dan barang -siapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Allah menjadikan baginya kemudahan dalam urusannya.
Qs. 65:4
dan barangsiapa yang bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan melipat gandakan pahala baginya.
Qs. 65:5
Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
Qs. 2:214
Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik
Qs. 7:56
jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan kaum yang kafir".
Qs. 12:87

Liberta bintoro Ranggi Wirasakti

Sebab Selalu Ada Karakter Manusia yang Baik dan Buruk

Sebab Selalu Ada Karakter Manusia yang Baik dan Buruk

di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Qs. 16:36
Jika kamu sangat mengharapkan agar mereka dapat petunjuk, maka sesungguhnya Allah tiada memberi petunjuk kepada orang yang disesatkan-Nya, dan sekali-kali mereka tiada mempunyai penolong.
Qs. 16:37
Orang-orang yang tidak beriman kepada kehidupan akhirat, mempunyai sifat yang buruk; dan Allah mempunyai sifat yang Maha Tinggi; dan Dialah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
Qs. 16:60
Jikalau Allah menghukum manusia karena kezalimannya, niscaya tidak akan ditinggalkan-Nya di muka bumi sesuatupun dari makhluk yang melata, tetapi Allah menangguhkan mereka sampai kepada waktu yang ditentukan. Maka apabila telah tiba waktunya (yang ditentukan) bagi mereka, tidaklah mereka dapat mengundurkannya barang sesaatpun dan tidak (pula) mendahulukannya.
Qs. 16: 61
kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan
Qs. 16:93
Aku akan memalingkan orang-orang yang menyombongkan dirinya di muka bumi tanpa alasan yang benar dari tanda-tanda kekuasaan-Ku. Mereka jika melihat tiap-tiap ayat(Ku), mereka tidak beriman kepadanya. Dan jika mereka melihat jalan yang membawa kepada petunjuk, mereka tidak mau menempuhnya, tetapi jika mereka melihat jalan kesesatan, mereka terus memenempuhnya. Yang demikian itu adalah karena mereka mendustakan ayat-ayat Kami dan mereka selalu lalai dari padanya.
Qs. 7: 146
Barangsiapa yang diberi petunjuk oleh Allah, maka dialah yang mendapat petunjuk; dan barangsiapa yang disesatkan Allah, maka merekalah orang-orang yang merugi.
Qs. 7: 178
Dan sesungguhnya Kami jadikan untuk (isi neraka Jahannam) kebanyakan dari jin dan manusia, mereka mempunyai hati, tetapi tidak dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka mempunyai mata (tetapi) tidak dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah), dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk mendengar (ayat-ayat Allah). Mereka itu sebagai binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lalai.
Qs. 7:179
Dan di antara orang-orang yang Kami ciptakan ada umat yang memberi petunjuk dengan hak, dan dengan yang hak itu (pula) mereka menjalankan keadilan.
Qs. 7:181
Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami, nanti Kami akan menarik mereka dengan berangaur-angsur (ke arah kebinasaan), dengan cara yang tidak mereka ketahui.
Qs. 7:182
Barangsiapa yang Allah sesatkan, maka baginya tak ada orang yang akan memberi petunjuk. Dan Allah membiarkan mereka terombang-ambing dalam kesesatan.
Qs. 7:186
Allah meneguhkan (iman) orang-orang yang beriman dengan ucapan yang teguh itu dalam kehidupan di dunia dan di akhirat; dan Allah menyesatkan orang-orang yang zalim dan memperbuat apa yang Dia kehendaki.
Qs. 14:27
Dan tiap-tiap manusia itu telah Kami tetapkan amal perbuatannya (sebagaimana tetapnya kalung) pada lehernya. Dan Kami keluarkan baginya pada hari kiamat sebuah kitab yang dijumpainya terbuka.
Qs. 17:13
Barangsiapa yang berbuat sesuai dengan hidayah (Allah), maka sesungguhnya dia berbuat itu untuk (keselamatan) dirinya sendiri; dan barangsiapa yang sesat maka sesungguhnya dia tersesat bagi (kerugian) dirinya sendiri. Dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa orang lain,
Qs. 17:15
Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman semuanya?
QS. 10:99
Dan tidak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah menimpakan kemurkaan kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.
Qs. 10:100
Allah memberi pembalasan kepada tiap-tiap orang terhadap apa yang ia usahakan. Sesungguhnya Allah Maha cepat hisab-Nya.
Qs. 14: 51

Liberta bintoro Ranggi Wirasakti

Minggu, 30 Mei 2010

Sebab Naik Turunnya Kadar Iman

CARA MENAIKKAN KADAR IMAN :

1. Pelajarilah berbagai ilmu agama Islam yang bersumber pada Al-Qur’an dan Hadits

a.Perbanyaklah membaca Al-Qur’an dan renungkan maknanya
Ayat-ayat Al-Qur’an memiliki target yang luas dan spesifik sesuai kebutuhan masing-masing orang yang sedang mencari atau memuliakan Tuhannya. Sebagian ayat Al-Qur’an mampu menggetarkan kulit seseorang yang sedang mencari kemuliaan Allah, dilain pihak Al-Qur’an mampu membuat menangis seorang pendosa, atau membuat tenang seorang pencari ketenangan.

“Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pikiran.” (QS, Shaad 38:29)
Dan Kami turunkan dari Al Qur'an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman dan Al Qur'an itu tidaklah menambah kepada orang-orang yang lalim selain kerugian. (QS, al-Israa’ 17:82)

b.Pelajarilah ilmu mengenai Asma’ul Husna, Sifat-sifat Yang Maha Agung.

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Mendengar, Maha Melihat dan Maha Mengetahui, maka ia akan menahan lidahnya, anggota tubuhnya dan gerakan hatinya dari apapun yang tidak disukai Allah.

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Indah, Maha Agung dan Maha Perkasa, maka semakin besarlah keinginannya untuk bertemu Allah di hari akhirat sehingga iapun secara cermat memenuhi berbagai persyaratan yang diminta Allah untuk bisa bertemu dengan-Nya (yaitu dengan memperbanyak amal ibadah).

Bila seseorang memahami sifat Allah yang Maha Santun, Maha Halus dan Maha Penyabar, maka iapun merasa malu ketika ia marah, dan hidupnya merasa tenang karena tahu bahwa ia dijaga oleh Tuhannya secara lembut dan sabar.

c.Pelajari dengan cermat sejarah (Siroh) kehidupan Rasulullah SAW.
Dengan memahami perilaku, keagungan dan perjuangan Rasulullah, akan menumbuhkan rasa cinta kita terhadapnya, kemudian berkembang menjadi keinginan untuk mencontoh semua perilaku beliau dan mematuhi pesan-pesan beliau selaku utusan Allah.

Seorang sahabat r.a. mendatangi Rasulullah saw dan bertanya, “Wahai Rasul Allah, kapan tibanya hari akhirat?”. Rasulullah saw balik bertanya : “Apakah yang telah engkau persiapkan untuk menghadapi hari akhirat?”. Si sahabat menjawab, “Wahai Rasulullah, aku telah sholat, puasa dan bersedekah selama ini, tetap saja rasanya semua itu belum cukup. Namun didalam hati, aku sangat mencintai dirimu, ya Rasulullah”. Rasulullah saw menjawab, “Insya Allah, di akhirat kelak engkau akan bersama orang yang engkau cintai”. (HR Muslim)

Inilah hadits yang sangat disukai para sahabat Rasulullah SAW. Jelaslah bahwa mencintai Rasulullah adalah salah satu jalan menuju surga, dan membaca riwayat hidupnya (siroh) adalah cara terpenting untuk lebih mudah memahami dan mencintai Rasulullah SAW.

d.Mempelajari Jasa-jasa dan Kualitas Agama Islam
Perenungan terhadap syariat Islam, hukum-hukumnya, akhlak yang diajarkannya, perintah dan larangannya, akan menimbulkan kekaguman terhadap kesempurnaan ajaran agama Islam ini. Tidak ada agama lain yang memiliki aturan dan etiket yang sedemikian rincinya seperti Islam, dimana untuk makan dan ke WC pun ada adabnya, untuk aspek hukum dan ekonomi ada aturannya, bahkan untuk berhubungan suami -istripun ada aturannya.

e.Mempelajari Kehidupan Orang-orang Sholeh (generasi Shalafus Sholihin, para sahabat Rasulullah SAW, murid-murid para sahabat, tabi’in dan tabi’it tabi’in)
Mereka adalah generasi-generasi terbaik dari Islam. Mereka adalah orang-orang yang kadar keimanannya diibaratkan sebesar gunung Uhud sementara manusia zaman kini diibaratkan kadar keimananya tak lebih dari sebutir debu dari gunung Uhud. Umar r.a. pernah memuntahkan makanan yang sudah masuk ke perutnya ketika tahu bahwa makanan yang diberikan padanya kurang halal sumbernya. Atau cerita tentang seorang sholeh yang lebih dari 40 tahun hidupnya berturut-turut tidak pernah sholat wajib sendiri kecuali berjamaah di mesjid. Atau seorang sholeh yang menangis karena lupa mengucap doa ketika masuk mesjid. Inilah cerita-cerita teladan yang mampu menggetarkan hati seorang yang sedang meningkatkan keimanannya.

2.Renungkanlah tanda-tanda kebesaran Allah yang ada di alam (ma’rifatullah)

Singkirkan dulu kesombongan akal kita, renungkan secara tulus bagaimana alam ini diciptakan. Sungguh pasti ada kekuatan luar biasa yang mampu menciptakan alam yang sempurna ini, sebuah struktur dan sistem kehidupan yang rapi, mulai dari tata surya, galaksi hingga struktur pohon dan sel-sel atom.

Renungkan pula rahasia dan mukjizat Qur’an. Salah satu keajaiban Al Qur’an adalah struktur matematis Al Qur’an. Walau wahyu Allah diturunkan bertahap namun ketika seluruh wahyu lengkap maka ditemukan bahwa kata tunggal “hari” disebut sebanyak 365 kali, sebanyak jumlah hari pada satu tahun syamsiyyah (masehi). Kata jamak hari disebut sebanyak 30 kali, sama dengan jumlah hari dalam satu bulan. Sedang kata Syahrun (bulan) dalam Al Quran disebut sebanyak 12 kali sama dengan jumlah bulan dalam satu tahun. Kata Saa’ah (jam) disebutkan sebanyak 24 kali sama dengan jumlah jam sehari semalam. Dan semua kata-kata itu tersebar di 114 surat dan 6666 ayat dan ratusan ribu kata yang tersusun indah. Adalah lumrah, bahwa sesuatu yang tidak mungkin diciptakan manusia, pastilah diciptakan sesuatu yang Maha Kuasa, Maha Besar, inilah yang menambah kecilnya diri kita dan menambah kekaguman dan cinta serta iman kita kepada Sang Pencipta alam semesta ini.

3. Berusaha keras melakukan amal perbuatan yang baik secara ikhlas

Amal perbuatan perlu digerakkan. Dimulai dari hati, kemudian terungkap melalui lidah kita dan anggota tubuh kita. Selain ikhlas, diperlukan usaha dan keseriusan untuk melakukan amalan-amalan ini.
a.Amalan Hati
Dilakukan melalui pembersihan hati kita dari sifat-sifat buruk, selalu menjaga kesucian hati. Ciptakan sifat-sifat sabar dan tawakal, penuh takut dan harap akan Allah.
b.Amalan Lidah
Perbanyak membaca Al-Qur’an, zikir, bertasbih, tahlil, takbir, istighfar, mengirim salam dan sholawat kepada Rasulullah dan mengajak orang lain kepada kebaikan, melarang kemungkaran.
c.Amalan Anggota Tubuh
Dilakukan melalui kepatuhan dalam sholat, pengorbanan untuk bersedekah, perjuangan untuk berhaji hingga disiplin untuk sholat berjamaah di mesjid (khususnya bagi pria).
SEBAB-SEBAB TURUNNYA KADAR IMAN :

Sebab-sebab dari dalam diri kita sendiri (Internal) :

1. Kebodohan

Kebodohan merupakan pangkal dari berbagai perbuatan buruk. Seseorang berbuat jahat boleh jadi karena ia tak tahu bahwa perbuatan itu dilarang agama, atau ia tidak tahu ancaman dan bahaya yang akan dihadapinya kelak di akhirat, atau ia tidak tahu keperkasaan Sang Maha Kuasa yang mengatur denyut jantungnya, mengatur musibah dan rezekinya.

2. Ketidakpedulian, keengganan dan melupakan

Ketidakpedulian menyebabkan pikiran seseorang diisi dengan hal-hal duniawi yang hanya ia sukai (yang ia pedulikan), sedangkan yang tidak ia sukai tidak diberi tempat dipikirannya. Ini menyebabkan ia tidak ingat (dzikir) pada Allah, sifatnya tidak tulus, tidak punya rasa takut dan malu (kepada Allah), tidak merasa berdosa (tidak perlu tobat), dan bisa jadi ia menjadi sombong karena tidak merasakan pentingnya berbuat rendah hati dan sederhana.

Kengganan seseorang untuk melakukan suatu kebaikan padahal ia tahu hal itu telah diperintahkan Allah, maka ia termasuk orang yang men-zhalimi (melalaikan) dirinya sendiri. Allah akan mengunci hatinya dari jalan yang lurus (al-Kahfi 18:5), dan ia akan menjadi teman syeitan (Thaaha 20:124).

Melupakan kewajiban dan kepatuhan seseorang dalam beribadah berawal dari sifat lalai atau memang lemah hatinya. Waktu dan energinya harus didorong agar diisi lebih banyak dengan perbuatan amal sholeh, kalau tidak maka kesenangan duniawi akan semakin menguasai dirinya hingga ia semakin jauh dari ingat (dzikir) kepada Allah.

3. Menyepelekan dan melakukan perbuatan dosa

Awal dari perbuatan dosa adalah sikap menyepelekan (tidak patuh terhadap) perintah dan larangan Allah. Perbuatan dosa umumnya dilakukan secara bertahap, misalnya dimulai dari zinah pandangan mata yang dianggap dosa kecil kemudian berkembang menjadi zinah tubuh. Dosa-dosa kecil yang disepelekan merupakan proses pendidikan jahat (pembiasaan) untuk menyepelekan dosa-dosa besar. Karena itu basmilah dosa-dosa kecil selagi belum tumbuh menjadi dosa besar.

4. Jiwa yang selalu memerintahkan berbuat jahat

Ibnul Qayyim Al Jauziyyah mengatakan, Allah menggabungkan dua jiwa, yakni jiwa jahat dan jiwa yang tenang sekaligus dalam diri manusia, dan mereka saling bermusuhan dalam diri seorang manusia. Disaat salah satu melemah, maka yang lain menguat. Perang antar keduanya berlangsung terus hingga si empunya jiwa meninggal dunia. Adalah sungguh merugi orang-orang yang jiwa jahatnya menguasai tubuhnya. Seperti sabda Rasulullah, “..barang siapa yang diberi petunjuk Allah maka tidak ada yang dapat menyesatkannya, dan barang siapa yang disesatkannya maka tidak ada seorangpun yang dapat memberinya petunjuk”. Sifat lalai, tidak mau belajar agama, sombong dan tidak peduli merupakan cara untuk membiarkan jiwa jahat dalam tubuh kita berkuasa. Sedangkan sifat rendah hati, mau belajar, mau melakukan instropeksi (muhasabah) merupakan cara untuk memperkuat jiwa kebaikan (jiwa tenang) yang ada dalam tubuh kita.

Sebab-sebab dari luar diri kita (External) :

1. Syaitan

Syaitan adalah musuh manusia. Tujuan syaitan adalah untuk merusak keimanan orang. Siapa saja yang tidak membentengi dirinya dengan selalu mengingat Allah maka ia menjadi sarang syaitan, menjerumuskannya dalam kesesatan, ketidak patuhan terhadap Allah, membujuknya melakukan dosa.

2. Bujukan dan rayuan dunia

Allah SWT berfirman : “Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia itu hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-bangga tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS, al-Hadiid 57:20).

Tujuan hidup manusia seluruhnya untuk akhirat. Apapun kegiatan dunia yang kita lakukan, seperti mencari nafkah, menonton TV, bertemu teman dan keluarga, semuanya untuk tujuan akhirat. Tidak secuilpun dari kegiatan duniawi boleh dilepaskan dari aturan main yang diperintahkan atau dilarang Allah. Ibnul Qayyim mengibaratkan hati sebagai suatu wadah bagi tujuan hidup manusia (akhirat dan duniawi) dengan kapasitas (daya tampung) tertentu. Ketika tujuan duniawi tumbuh maka ia akan mengurangi porsi tujuan akhirat. Ketika porsi tujuan akhirat bertambah maka porsi tujuan duniawi berkurang. Dalam situasi dimana tujuan dunia menguasai hati kita maka hanya tersisa sedikit porsi akhirat di hati kita, dan inilah awal dari menurunnya keimanan kita.

2. Pergaulan yang buruk

Rasulullah bersabda : “Seseorang itu terletak pada agama teman dekatnya, sehingga masing-masing kamu sebaiknya melihat kepada siapa dia mengambil teman dekatnya” (HR Tirmidzi, Abu Dawud, al-Hakim, al-Baghawi).

Seorang teman yang sholeh selalu memperhatikan perintah dan larangan Allah, karenanya ia selalu mengajak siapa saja orang disekitarnya untuk menuju kepada kebaikan dan mengingatkan mereka bila mendekati kemungkaran. Teman dan sahabat yang sholeh sangat penting kita miliki di zaman kini dimana pergaulan manusia sudah sangat bebas dan tidak lagi memperhatikan nilai-nilai agama Islam. Berada diantara teman-teman yang sholeh akan membuat seorang wanita tidak merasa asing bila mengenakan jilbab. Demikian pula seorang pria bisa merasa bersalah bila ia membicarakan aurat wanita diantara orang-orang sholeh. Sebaliknya berada diantara orang-orang yang tidak sholeh atau berperilaku buruk menjadikan kita dipandang aneh bila berjilbab atau bahkan ketika hendak melakukan sholat.

Menaikkan kadar iman bukanlah suatu pekerjaan mudah, karena begitu banyak usaha (menuntut ilmu, amalan-amalan) yang harus kita lakukan disamping godaan (syaitan, duniawi) yang akan kita hadapi. Paling tidak kita termasuk orang-orang yang lebih beruntung dibanding orang lain yang belum sempat mengetahui “sebab-sebab naik-turunnya iman”.

Sumber :
Sebab-sebab Naik Turunnya Iman, oleh Syaikh Abdur Razzaaq al-Abbaad Asma’ul Husna, Ibnu Qayyim Al-Jauziyah

(Liberta Bintoro Ranggi,. Kumpulan Artikel Bunga Rampai..)

19 Hal yang Merusakkan Hati

1. Kufur, Syirik, Murtad, dan Nifaq.

Wahai orang Muslim, wahai hamba Allah! Ketahuilah, siapa yang mati dalam keadaan kafir atau musyrik atau murtad, maka segala amal yang baik tidak ada manfaatnya untuk mendekatkan diri kepada Allah, seperti shadaqah, silaturrahim, berbuat baik kepada tetangga dan lain-lainnya. Sebab di antara syarat taqarrub adalah mengetahui siapa yang didekati. Sementara itu orang kafir tidak begitu. Maka secara spontan amalnya menjadi rusak dan sia-sia.

Allah berfirman: "Barangsiapa yang murtad diantara kamu dari agamanya, maka mereka itulah yang sia-sia amalannya di dunia dan di akhirat, dan mereka itulah penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya" [Al-Baqarah: 217].

"Barang siapa yang kafir sesudah beriman (tidak menerima hukum-hukum Islam), maka hapuslah amalannya dan ia pada akhirat termasuk orang-orang yang merugi." [Al-Maidah: 5].

"Dan sesunggunya telah diwahyukan kepadamu dan kepada (nabi-nabi) yang sebelummu: 'Jika kamu mempersekutukan (Allah), niscaya akan hapuslah amalmu dan tentulah kamu termasuk orang-orang yang merugi'." [Az-Zumar: 65].

Allah juga berfirman, mengabarkan tentang keadaan semua rasul: "Seandainya mereka mempersekutukan Allah, niscaya leyaplah dari mereka amalan yang telah mereka kerjakan." [Al-An'am: 88].

Dan juga sabda Rasulullah saw: "Apabila orang-orang mengumpulan orang-orang yang terdahulu dan orang-orang yang kemudian untuk satu hari dan tiada keraguan di dalamnya, maka ada penyeru yang berseru: 'Barangsiapa telah menyekutukan seseorang dalam suatu amalan yang mestinya dikerjakan karena Allah, lalu dia minta pahala di sisi-Nya, maka sesungguhnya Allah adalah yang paling tidak membutuhkan untuk dipersekutukan'." [HR. At-Tirmidzi 3154, Ibnu Majah 4203, Ahmad 4/215, Ibnu Hibban 7301, hasan].

2. Riya'.

Celaan terhadap riya' telah disebutkan dalam Al-Qur'an dan Sunnah. Firman Allah: "... seperti orang yang menafkahkan hartanya karena riya' kepada manusia dan dia tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian. Maka perumpamaan orang itu sperti batu yang licin dan diatasnya ada tanah, kemudian batu itu mejadilah bersih (tidak bertanah). Mereka itu tidak menguasai sesuatu sesuatu apapun dari apa yang mereka usahakan, dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang kafir." [ Al-Baqarah: 264].

Rasullullah saw bersabda: "Sesungguhnya yang aku paling takutkan atas kamu sekalian ialah syirik kecil, yaitu riya'. Allah berfirman pada hari kiamat, tatkala memberikan balasan terhadap amal-amal manusia, 'Pergilah kepada orang-orang yang dulu kamu berbuat riya' di dunia, lalu lihatlah apakah kamu mendapatkan balasan bagi mereka?" [HR. Ahmad 5/428, 429, shahih].

Maka dari itu jauhilah riya', karena ia merupakan bencana amat jahat, yang bisa menggugurkan amal dan menjadikannya sia-sia. Ketahuilah, bahwa orang-orang yang riya' adalah pertama kali menjadi santapan neraka, karena mereka telah menikmati hasil perbuatannya di dunia, sehingga tidak ada yang menyisa di akhirat.

Ya Allah, sucikanlah hati kami dari nifaq dan amal kami yang riya' teguhkanlah kami pada jalan-Mu yang lurus, agar datang keyakinan kepada kami.

3. Menyebut-Nyebut Shadaqah dan Menyakiti Orang Yang Diberi.

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman jangalah kamu menghilangkan (pahala) shadaqahmu dengan menyebut-nyebutnya dan menyakiti (perasaan si penerima)." [Al-Baqarah: 264].

Ketahuilah wahai hamba Allah! Jika engkau menshadaqahkan harta karena mengharap balasa dari orang yang engkau beri, maka engkau tidak adakn mendapatkan keridhaan Allah. Begitu pula jika engkau menshadaqahkannya karena terpaksa dan menyebut-nyebut pemberianmu kepada orang lain.

Rasulullah saw bersabda: "Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir." [HR. Ibnu Abi Ashim 323, Ath-Thabrany 7547, hasan].

Abu Bakar Al-Warraq berkata, "Kebaikan yang paling baik, pada setiap waktu adalah perbuatan yang tidak dilanjuti dengan menyebut-nyebutnya."

Allah berfirman: "Perkataan baik dan pemberian maaf lebih baik dari shadaqah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima). Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun." [Al-Baqarah: 263].

4. Mendustakan Takdir.

Ketahuilah wahai orang Mukmin, iman seorang hamba tidak dianggap sah kecuali dia beriman kepada takdir Allah, baik maupun buruk. Dia juga harus tahu bahwa bencana yang menimpanya bukan unutk menyalahkannya, dan apa yang membuatnya salah bukan untuk menimpakan bencana kepadanya. Semua ketentuan sudah ditetapkan dan ditulis di Mushhaf yang hanya dikethaui Allah semata, sebelum suatu peristiwa benar-benar terjadi dan sebelum Dia menciptakan alam.

Rasulullah saw bersabda: "Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir."

Dan sabda beliau yang lain: "Andaikata Allah mengadzab semua penhuni langit dan bumi-Nya, maka Dia tidak zhalim terhadap mereka. Dan, andaikata Allah merahmati mereka, maka rahmat-Nya itu lebih baik bagi mereka dari amal-amal mereka. Andaikata engkau membelanjakan emas seperti gunung Uhud di jalan Allah, maka Allah tidak akan menerima amalmu sehingga engkau beriman kepada takdir, dan engkau tahu bahwa bencana yang menimpamu, dan apa yang membuatmu salah bukan untuk menimpakan bencana kepadamu. Andaikata engkau mati tidak seperti ini, maka engkau akan masuk neraka." [HR. Abu Daud 4699, Ibnu Majah 77, Ahmad 5/183, 185, 189, shahih].

5. Meninggalkan Shalat Ashar.

Allah memperingatkan manusia agar tidak meninggalkan shalatul-wustha (shalat ashar) karena dilalaikan harta, keluarga atau keduniaan. Allah mengkhususkan bagi pelakunya dengan ancaman keras, khususnya shalat ashar. Firman-Nya: "Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang yang lalai dari shalatnya." [Al-Ma'un: 4-5].

Rasulullah saw bersabda: "Orang tidak mengerjakan shalat ashar, seakan-akan dia ditinggalkan sendirian oleh keluarga dan hartanya." [HR. Al-Bukhari 2/30, Muslim 626]

Dari Abu Al-Malih, atau Amir bin Usamah bin Umair Al-Hadzaly, dia berkata, "Kami bersama Buraidah dalam suatu perperangan pada suatu hari yang mendung. Lalu ia berkata, 'Segeralah melaksanakan shalat ashar, karena Nabi saw pernah berkata: "Barangsiapa meninggalkan shalat ashar, maka amalnya telah lenyap." [HR. Al-Bukhari 2/31, 66].

6. Bersumpah Bahwa Allah Tidak Mengampuni Seseorang

Dari Jundab ra sesungguhnya Rasulullah saw mengisahkan tentang seorang laki-laki yang berkata, "Demi Allah, Allah tidak akan mengampuni Fulan. Padahal Allah telah berfirman, 'Siapa yang bersumpah kepada-Ku, bahwa aku tidak mengampuni Fulan, maka aku mengampuni Fulan itu dan menyia-nyiakan amalnya (orang yang bersumpah)." [HR. Muslim 16/174].

Ketahuilah, bahwa memutuskan manusia dari rahmat Allah merupakan sebab bertambahnya kedurhakaan orang yang durhaka. Karena dia merasa yakin, pintu rahmat Ilahi sudah ditutup di hadapannya, sehingga dia semakin menyimpang jauh dan durhaka, hanya karena dia hendak memuaskan nafsunya. Allah akan mengadzabnya dengan adzab yang tidak diberikan kepada orang lain.

Bukanlah sudah selayaknya jika Allah menghapus pahala amal orang yang menutup pintu kebaikan dan membuka pintu keburukan, sebagai balasan yang setimpal baginya?

7. Mempersulit Rasulullah, dengan Perkataan maupun Perbuatan.

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata kepadanya dengan suara keras sebagaimana kerasnya (suara) sebagian kamu terhadap sebagian yang lainm supaya tidak menghapus (pahala) amalanmu, sedang kamu tidak menyadarinya." [Al-Hujurat: 2].

Dari Anas bin Malik ra, tatkala ayat ini turun maka Tsabit bin Qais di rumahnya, seraya berkata, "Pahala amalku telah terhapus, dan aku termasuk penghuni neraka." Dia juga menghidari Nabi saw. Lalu beliau bertanya kepada Sa'd bin Mu'adz, "Wahai Abu Amr, mengapa Tsabit mengeluh?"

Sa'd menjawab, "Dia sedang menyendiri dan saya tidak tahu kalau dia sedang mengeluh."

Lalu Sa'd mendatangi Tsabit dan mengabarkan apa yang dikatakan Rasulullah. Maka Tsabit berkata, "Ayat ini telah turun, sedang engkau sekalian tahu bahwa aku adalah orang yang paling keras suaranya di hadapan Rasulullah. Berarti aku termasuk penghuni neraka."

Sa'd menyampaikan hal ini kepada beliau, lalu beliau berkata, "Bahwa dia termauk penghuni surga." [HR. Al-Bukhari 6/260, Muslim 2/133-134].

Dengan hadits ini jelaslah bahwa mengeraskan suara yang dapat menghapus pahala amal adalah suara yang menggangu Rasulullah, menentang perintah beliau, tidak taat dan tidak mengikuti beliau, baik perkataan maupun perbuatan.

Allah berfirman: "Hai orang-orang yang beriman taatlah kepada Allah dan Rasul dan janganlah kamu merusakkan (pahala) amal-amalmu." [Muhammad: 33].

8. Melakukan Bid'ah Dalam Agama.

Melakukan bid'ah akan mengugurkan amal dan menghapus pahala. Dalam hal ini Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa yang menciptakan sesuatu yang baru dalam agama kami ini yang tidak termasuk bagian darinya, maka ia tertolak."

Dalam riwayat lain disebutkan: "Barangsiapa yang melakukan suatu amalan yang tidak termasuk agama kami, maka ia tertolak." [HR. Al-Bukhari 5/301, Muslim 12/16].

9. Melanggar Hal-Hal Yang Diharamkan Allah Secara Sembunyi-Sembunyi.

Dari Tsauban ra, dari Nabi saw, beliau bersabda: "Benar-benar akan kuberitahukan tentang orang-orang dari umatku yang datang pada hari kiamat dengan membawa beberapa kebaikan seperti gunung Tihamah yang berwarna putih, lalu Allah menjadikan kebaikan-kebaikan itu sebagai debu yang berhamburan". Tsauban berkata, "Wahai Rasulullah, sebutkan sifat-sifat mereka kepada kami dan jelaskan kepada kami, agar kami tidak termasuk diantara mereka, sedang kami tidak mengetahuinya". Beliau bersabda: "Sesungguhnya mereka itu juga saudara dan dari jenismu. Mereka shalat malam seperti yang kamu kerjakan. Hanya saja mereka adalah orang-orang yang apabila berada sendirian dengan hal-hal yang diharamkan Allah maka, mereka melanggarnya." [HR. Ibnu Majah 4245, shahih].

10. Merasa Gembira Jika Ada Orang Mukmin Terbunuh.

Darah orang Muslim itu dilindungi. Maka seseorang tidak boleh menumpahkan darahnya menurut hak Islam.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa membunuh seorang Mukmin lalu ia merasa senag terhadap pembunuhannya itu, maka Allah tidak akan menerima ibadah yang wajib dan yang sunat darinya." [HR. Abu Daud 4270, shahih].

11. Menetap Bersama Orang-Orang Musyrik Di Wilayah Perperangan.

Dari Bahz bin Hakim, dari ayahnya, dari kakeknya, dia berkata: "Aku berkata, 'wahai Nabi Allah, aku tidak pernah mendatangimu sehingga aku menjalin persahabatan lebih banyak dari jumlah jari-jari tangan? Apakah sekarang aku tidak boleh mendatangimu dan mendatangi agamamu? Sesungguhnya aku dulu adalah orang yang tidak pernah melalaikan sesuatu pun kecuali apa yang diajarkan Allah dan Rasul-Nya kepadaku, dan sesungguhnya aku ingin bertanya atas ridha Allah, dengan apa Rabb-mu mengutusmu kepada kami?"

Beliau menjawab, "Dengan Islam."

"Apakah tanda-tanda Islam itu?", Dia bertanya.

Beliau menjawab, "Hendaklah engkau mengucapkan: 'Aku berserah diri kepada Allah', hendaklah engkau bergantung kepada-Nya, mendirikan shalat dan mengeluarkan zakat. Setiap orang Muslim atas orang Muslim lainnya adalah haram (menyakiti), keduanya adalah saudara dan saling menolong. Allah tidak akan menerima suatu amalan dari orang Muslim setelah dia masuk Islam, sehingga dia meninggalkan orang-orang kafir untuk bergabung dengan orang-orang Muslim." [HR. An-Nasa'i 5/82-83, Ibnu Majah 2536, Ahmad 5/4-5, hasan].

12. Mendatangi Dukun dan Peramal.

Beliau saw mengancam orang-orang yang mendatangi dukun dan sejenisnya, lalu meminta sesuatu kepadanya, bahwa shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari. Beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi peramal lalu bertanya tentang sesuatu kepadanya, maka shalatnya tidak akan diterima selama empat puluh hari." [HR. Muslim 14/227].

Ancaman ini diperuntukkan bagi orang yang mendatangi dukun dan menanyakan sesuatu kepadanya. Sedangkan orang yang membenarkannya, maka dia dianggap sebagai orang yang mengingkari apa yang diturunkan kepada Rasulullah saw. Beliau bersabda: "Barangsiapa mendatangi peramal atau dukun lalu membenarkan apa yang dikatakannya, maka ia telah kufur terhadap apa yang diturunkan kepada Muhammad saw." [HR. Muslim 135, Abu Daud 3904, Ahmad 2/408-476].

13. Durhaka Kepada Kedua Orang Tua.

Allah telah memerintahkan agar berbuat baik kepada ibu bapak dan berbakti kepada keduanya. Dia memperingatkan, mendurhakai keduanya dan mengingkari kelebihan keduanya dalam pendidikan merupakan dosa besar dan melenyapkan pahala amal. Rasulullah saw bersabda: "Tiga orang, Allah tidak menerima ibadah yang wajib dan yang sunat dari mereka, yaitu orang yang durhaka kepada orang tua, menyebut-nyebut shadaqah dan mendustakan takdir."

14. Meminum Khamr.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa meminum khamr, maka shalatnya tidak diterima selama empat puluh pagi (hari). Jika dia bertaubat, maka Allah mengampuninya. Jika dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Jika dia bertaubat, maka Allah mengampuninya. Jika dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Jika dia bertaubat, maka Allah mengampuninya. Jika dia mengulanginya lagi, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Dan, jika mengulanginya keempat kalinya, maka shalatnya tidak diterima (lagi) selama empat puluh pagi (hari). Jika dia bertaubat maka Allah tidak mengampuninya dan Dia mengguyurnya dengan air sungai al-khabal." Ada yang bertanya, "Wahai Abu Abdurrahman (Nabi), apakah sungai al-khabal itu?" Beliau menjawab, "Air sungai dari nanah para penghuni neraka." [HR. At-Tirmidzi 1862, shahih].

15. Perkataan Dusta dan Palsu.Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa tidak meninggalkan perkataan palsu dan pelaksaannya, maka Allah tidak mempunyai kebutuhan untuk meninggalkan makanan dan minumannya." [HR. Al-Bukhari 4/16, 10/473]. Di dalam hadits ini terkandung dalil perkataan palsu dan pengamalannya dapat meleyapkan pahala puasa. 16. Memelihara Anjing, Kecuali Anjing Pelacak, Penunggu Tanaman atau Berburu.

Rasulullah saw bersabda: "Barangsiapa memelihara seekor anjing, maka pahala amalnya dikurangi setiap hari satu qirath (dalam riwayat lain: dua qirath) kecuali anjing untuk menjaga tanaman atau pun anjing pelacak." [HR. Al-Bukhari 6/360, Muslim 10, 240].

17. Wanita Yang Nusyuz, Hingga Kembali Menaati Suaminya.

Rasulullah saw bersabda: "Dua orang yang shalatnya tidak melebihi kepalanya, yaitu hamba sahaya yang lari dari tuannya hingga kembali lagi kepadanya dan wanita yang mendurhakai suaminya hingga kembali lagi."

18. Orang Yang Menjadi Imam Suatu Kaum dan Mereka Benci Kepadanya.

Rasulullah saw bersabda: "Tiga orang yang shalatnya tidak melebihi telinga mereka, yaitu hamba sahaya yang lari dari tuannya sehingga dia kembali yaitu hamba sahaya yang lari dari tuannya sehingga dia kembali, wanita yang semalaman suaminya dalam keadaan marah kepadanya, dan imam suatu kaum, sedang mereka benci kepadanya." [HR. At-Tirmidzi 360, shahih].

Ada kisah yang dinukil dari Manshur, dia berkata: "Kami pernah bertanya tentang masalah imam. Maka ada yang menjawab, "Yang dimaksud hadits ini adalah imam yang zhalim. Sedangkan imam yang menegakkan Sunnah, maka dosanya kembali kepada orang-orang yang membencinya."

19. Orang Muslim Mejauhi Saudaranya Sesama Muslim Tanpa Alasan Yang Dibenarkan Syariat.

Dari Abu Hurairah ra, seungguhnya Rasulullah saw bersabda: "Pintu-pintu surga dibuka pada hari Senin dan Kamis, lalu setiap hamba yang tidak menyekutukan sesuatu dengan Allah akan diampuni, kecuali seseorang yang antara dirinya dan saudaranya terdapat permusuhan. Lalu dikatakan: 'Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai. Lihatlah dua orang ini hingga keduanya berdamai." [HR. Muslim 16/122, 123].

o00 Menuju Ahli Dzikir, Ahli Fikir, dan Ahli Ikhtiar 00o Salim Al-Hilaly

Sebab Kenapa Israel Selalu Mengobarkan Perang dan Kontroversi

Dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu sungguh-sungguh akan menambah kedurhakaan dan kekafiran bagi kebanyakan di antara mereka. Dan Kami telah timbulkan permusuhan dan kebencian di antara mereka sampai hari kiamat. Setiap mereka menyalakan api peperangan Allah memadamkannya dan mereka berbuat kerusakan dimuka bumi dan Allah tidak menyukai orang-orang yang membuat kerusakan.
Qs. 5: 64

Sesungguhnya Kami telah mengambil perjanjian dari Bani Israil, dan telah Kami utus kepada mereka rasul-rasul. Tetapi setiap datang seorang rasul kepada mereka dengan membawa apa yang yang tidak diingini oleh hawa nafsu mereka, (maka) sebagian dari rasul-rasul itu mereka dustakan dan sebagian yang lain mereka bunuh.
Qs. 5:70
Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencanapun (terhadap mereka dengan membunuh nabi-nabi itu), maka (karena itu) mereka menjadi buta dan pekak, kemudian Allah menerima taubat mereka, kemudian kebanyakan dari mereka buta dan tuli (lagi). Dan Allah Maha Melihat apa yang mereka kerjakan.
Qs. 5:71
Telah dilaknati orang-orang kafir dari Bani Israil dengan lisan Daud dan Isa putera Maryam. Yang demikian itu, disebabkan mereka durhaka dan selalu melampaui batas.
Qs. 5:78
Mereka satu sama lain selalu tidak melarang tindakan munkar yang mereka perbuat. Sesungguhnya amat buruklah apa yang selalu mereka perbuat itu.
Qs. 5:79
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani". Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri.
Qs. 5:82
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, dan berbuat kebaikanlah kepada ibu bapa, kaum kerabat, anak-anak yatim, dan orang-orang miskin, serta ucapkanlah kata-kata yang baik kepada manusia, dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling.
Qs. 2:83
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari kamu (yaitu): kamu tidak akan menumpahkan darahmu (membunuh orang), dan kamu tidak akan mengusir dirimu (saudaramu sebangsa) dari kampung halamanmu, kemudian kamu berikrar (akan memenuhinya) sedang kamu mempersaksikannya.
Qs. 2:84
Kemudian kamu (Bani Israil) membunuh dirimu (saudaramu sebangsa) dan mengusir segolongan daripada kamu dari kampung halamannya, kamu bantu membantu terhadap mereka dengan membuat dosa dan permusuhan; tetapi jika mereka datang kepadamu sebagai tawanan, kamu tebus mereka, padahal mengusir mereka itu (juga) terlarang bagimu. Apakah kamu beriman kepada sebahagian Al Kitab (Taurat) dan ingkar terhadap sebahagian yang lain? Tiadalah balasan bagi orang yang berbuat demikian daripadamu, melainkan kenistaan dalam kehidupan dunia, dan pada hari kiamat mereka dikembalikan kepada siksa yang sangat berat. Allah tidak lengah dari apa yang kamu perbuat.
Qs. 2:85

"Ya Tuhan kami, ampunilah dosa-dosa kami dan tindakan-tindakan kami yang berlebih-lebihan dalam urusan kami dan tetapkanlah pendirian kami, dan tolonglah kami terhadap kaum yang kafir".
Qs. 3:147

Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti,. Memahami Sebuah Perang dan Damai,. 2010:236

Minggu, 23 Mei 2010

Kata Mutiara Ranggi Wirasakti 1

Komputer Hanya akan bekerja jika ia diperintah,. walaupun ia sangat cerdas..
Seorang manusia harus mampu selalu bekerja dengan kreatifitas tinggi, karena hanya manusia yang bisa lebih mencerdaskan kualitas komputer berikutnya.
(Ranggiertsar:13)

satu Benang yang tipis mampu dirajut,. hingga pada akhirnya mampu menjadi kain dan menjadi sebuah pakaian.. Jangan pernah Sepelekan keterbatasan diri, karena bila diolah dan didayagunakan secara maksimal, juga akan berarti pada akhirnya
(Ranggiertsar: 32)

membalas kesedihan dengan senyuman merupakan seni tertinggi dalam hidup, seperti bagaimana air yang keruh menuju samudra untuk ditawarkan lagi melalui penguapan.. penuh liku untuk sabar,. hingga pada akhirnya sampai
(Ranggierstsar: 56)

(Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti)

Jumat, 21 Mei 2010

Murah Hatinya ALLAH

Allah tak pernah sungkan memberi,.
Walaupun qita selalu pengecut,. Mendekatkan diri hanya saat ada ujian..
Qita akan berdoa kala kita butuh..
Namun,.mengingkari kala kita berhasil…
Kita bungkam. Seakan tak tahu nama Tuhan. Qita hanya akan mengenal kala airmata dalam kelopak,.
Kala hati teriris.. dan kita menginjak-injak kekuasaanNya dengan sikap kita yang membanggakan diri.

Allah masih mengabulkan..
Kala jiwa kita berambigu..
Ingin kenikmatan tanpa pengorbanan untuk tetap takwa kepada-Nya.
Ya,, karena Dia memberimu Kasih karena untuk mengujimu siapa yang paling baik tindakannya
(Ranggiertsar:67//21 Mar 2010//05:34:00>

Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti

Kaulah Sisir Hati

Dalam Sela sisir ada rongga..
Ia menyeka ramut dan Merapikannya..
Di Sela-sela Hatiku ada rongga jiwa..
Dan di situlah terdapat kamu..

Yang merapikan hidupku..
(Ranggi nia:259)
Niaaatansay//22 januari 2010//13:21:42

Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti

Amalan Penolak Musibah

1.Berdoa

Hadits dari Imam at-Tirmidzi dan al-Hakim, diriwayatkan dari Abdullah ibn Umar, bahwa Rasulullah saw bersabda :

"Barangsiapa hatinya terbuka untuk berdoa, maka pintu-pintu rahmat akan dibukakan untuknya. Tidak ada permohonan yang lebih disenangi oleh Allah daripada permohonan orang yang meminta keselamatan. Sesungguhnya doa bermanfaat bagi sesuatu yang terjadi dan masih belum terjadi. Dan tidak ada yang bisa menolak takdir kecuali doa, maka berpeganglah, wahai hamba allah, pada doa".

Sepantasnyalah bagi seorang mukmin untuk berdoa, karena ia akan mendatangkan kebaikan dan dapat menolak keburukan dan bencana. Dalam konteks ini ada banyak hadits yang menunujkan urgensi, efek dan pengaruh yang besar dari doa, dengan izin Allah. Disebutkan dalam sebuah hadits, sabda Rasulullah saw :

"Persiapkanlah doa untuk menghadapi bencana." (HR. ath-Thabrani).

Sesungguhnya doa adalah alat untuk menolak bencana dan mendatangkan rahmat, sebagaimana perisai adalah untuk menangkis senjata, dan air sebagai sebab untuk tumbuh dan keluarnya biji-bijian dari tanah. Sebagaimana perisai akan menolak senjata, maka keduanya saling membela diri, maka begitulah doa dan bencana. Dan bukan termasuk menyadari takdir orang yang kemudian tidak membawa senjata.

2.Sedekah

Sedekah dapat menolak bencana. Karena ada hadist Rasulullah saw yang diriwayatkan dari Ali, bahwa Rasulullah saw bersabda :

"Sedekah dapat merubah takdir yang mubram (yang pasti)". (HR. Bukhari, Muslim, at-Tirmidzi, Imam Ahmad)

Asal hadits tersebut diatas adalah:

"Silahturahmi dapat memperpanjang umur, dan sedekah dapat merubah takdir yang mubram"

3.Tasbih
Bacaan tasbih dapat mencegah terjadinya bencana, karena ada hadits yang diriwayatkan Ibn Ka'ab, dari Rasulullah saw, bahwa beliau bersabda :

"Subhanallah dapat mencegah turunnya azab".

Hal ini juga ditunjukan oleh firman Allah SWT, tentang Nabi Yunus as :

"Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya ia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari kebangkitan," (QS. ash-Shaffat : 143 - 144).

Tafsir dari QS. ash-Shaffat : 143 - 144 artinya :

Seandainya ia tidak termasuk orang-orang yang mengingat Allah, dan termasuk orang-orang yang menyucikan-Nya, meninggikan-Nya dan memohon ampun kepada-Nya, niscaya perut ikan tersebut akan menjadi kuburannya. Akan tetapi dengan bacaan tasbih, dzikir dan permohonan ampunnya telah membebaskannya dari kesedihan. Tasbihnya sebagaimana yang diceritakan sendiri oleh Allah SWT dalam firman-Nya :

"Dan (ingatlah kisah) Dzun Nun (Yunus), ketika ia pergi dalam keadaan marah, lalu ia menyangka bahwa Kami tidak akan mempersempitnya (menyulitkannya), maka ia menyeru dalam keadaan yang sangat gelap: "Bahwa tidak Tuhan ( yang berhak disembah) selain Engkau. Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku adalah termasuk orang-orang yang zalim," (QS. al-Anbiya': 87).

Kemudian bahwa Allah setelah itu berfirman :

"Maka Kami telah memperkenankan doanya dan menyelamatkannya dari kedukaan. Dan demikianlah Kami selamatkan orang-orang yang beriman." (QS. al-Anbiya' :88)

Dalam riwayat lain dari Sa'd ibn Abi Waqqash, Rasulullah saw bersabda :

"Maukah kalian kuberitahu suatu doa, yang jika kalian memanfaatkan itu ketika ditimpa kesedihan atau bencana, maka Allah akan menghilangkan kesedihan itu?. Para sahabat menjawab: " Ya, wahai Rasulullah." Rasul bersabda: "Yaitu, doa Dzun Nun : La ilaha illa anta subhanaka inni kuntu minazh zhalimin (tidak ada Tuhan selain Engkau, Maha Suci Engkau, sesungguhnya aku termasuk di antara orang-orang yang zhalim)." (HR. Imam Ahmad, at-Tirmidzi, dan al Hakim)

4.Shalawat Untuk Rasulullah SAW

Sebagian orang saleh berkata : Sesungguhnya diantara sebab terbesar yang dapat menolak takdir dan melenyapkan keruwetan hidup adalah banyak membaca shalawat untuk Rasulullah saw. Karena sesungguhnya banyak membaca shalawat untuk beliau termasuk perantara yang berguna untuk keamanan dari segala ketakutan dan mendapat penghargaan dari Allah dengan ketinggian derajat di Surga.

Adapun dalil yang menguatkan argumentasi ini adalah sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Ubay ibn Ka'b, bahwa seorang laki-laki telah mendedikasikan semua pahala shalawatnya untuk Rasulullah saw, maka Beliau berkata kepada orang tersebut :

"Jika begitu, lenyaplah kesedihanmu, dan dosamu akan diampuni." (HR. Imam Ahmad, ath-Thabrani)

Shalawat atas Nabi saw, adalah wajib menurut kesepakatan ulama (Ijma'), karena adanya firman Allah SWT :

"Sesungguhnya Allah dan Malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya," (QS. al-Ahzab : 56)

Shalawat dari Allah SWT adalah rahmat, Shalawat dari Malaikat adalah permohonan ampun. Sedangkan Shalawat dari orang mukmin adalah doa. Rasulullah saw bersabda :

"Setiap doa terhijab di bawah langit. Ketika Shalawat telah datang mengantarnya, maka doa itu akan naik."

Dilain pihak, Rasulullah saw bersabda :

"Barangsiapa membaca shalawat untukku satu kali, Allah akan bershalawat untuknya sepuluh kali."

5.Taqwa

Sesungguhnya taqwa adalah penyebab terkuat untuk mendatangkan kebaikan dan menolak bencana dengan tanpa disangka-sangka. Allah SWT berfirman :

"Barangsiapa bertakwa kepada Allah, niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar dan memberikan rizki dari arah yang tiada disangka-sangkanya," (QS. ath-Thalaq : 2-3).

Tafsir jalan keluar yaitu dari kesulitan dan kesedihan dunia dan akhirat. Tafsir rizki dari arah yang tiada disangka-sangka yaitu memberi rizki dari arah yang tidak pernah terlintas dalam benaknya.

Taqwa adalah melaksanakan ketaatan-ketaatan dan menjauhi maksiat. Siapa yang telah melaksanakan perintah-perintah dan menjauhi larangan-larangan, maka itulah hal terbesar yang dapat membukakan pintu kebahagian di dunia dan akhirat.

6.Memperbanyak Istighfar

Allah SWT berfirman :

"Maka aku katakan kepada mereka : Mohonlah ampun kepada Tuhanmu, sesungguhnya Dia adalah Maha Pengampun, niscaya Dia akan mengirimkan hujan kepadamu dengan lebat, dan memperbanyak harta dan anak-anakmu, dan mengadakan untukmu kebun-kebun dan mengadakan (pula di dalamnya) untukmu sungai-sungai," (QS. Nuh : 10-12).

Diriwayatkan dari Ibn Abbas bahwa, Rasulullah saw bersabda :

"Barangsiapa menetapi istigfar, maka Dia akan memberikan jalan keluar dari setiap kesempitan, kebebasan dari setiap kesedihan, dan Dia akan memberinya rizki dari arah yang tidak diperhitungkannya," (HR. Abu Daud, Ibn Majah dan Imam Ahmad).

Diceritakan bahwa seseorang telah mengadukan tentang paceklik dan kekeringan kepada Hasan al-Bashri, maka beliau menasehati: "Mohonlah ampun (beristigfarlah) kepada Allah."

Orang lain mengadukan tentang kemiskinannya kepada beliau, beliau menasehati: "Mohonlah ampun (beristigfarlah) kepada Allah."

Satunya lagi datang mengadukan tentang masalah kebunnya yang ditimpa kekeringan. Beliau menasehati: "Mohonlah ampun (beristigfarlah) kepada Allah."

Yang lain lagi datang kepada beliau mengadukan masalah kemandulannya. Beliau tetap menasehati: "Mohonlah ampun (beristigfarlah) kepada Allah."

Kemudian beliau membacakan ayat tersebut (QS. Nuh : 10-12), kepada mereka.

Disadur dari buku : Prilaku yang dapat memperpanjang umur dan merubah takdir, oleh Ahmad Baghlabah.

(Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti)

Orang-Orang yang didoakan Malaikat

Oleh : Syaikh Dr. Fadhl Ilahi
Allah SWT berfirman, “Sebenarnya (malaikat–malaikat itu) adalah hamba–hamba yang dimuliakan, mereka tidak mendahului-Nya dengan perkataan dan mereka mengerjakan perintah–perintah-Nya. Allah mengetahui segala sesuatu yang dihadapan mereka dan yang dibelakang mereka, dan mereka tidak memberikan syafa’at melainkan kepada orang–orang yang diridhai Allah, dan mereka selalu berhati–hati karena takut kepada-Nya” (QS Al Anbiyaa’ 26-28)

Inilah orang–orang yang didoakan oleh para malaikat :

1. Orang yang tidur dalam keadaan bersuci

Imam Ibnu Hibban meriwayatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Barangsiapa yang tidur dalam keadaan suci, maka malaikat akan bersamanya di dalam pakaiannya. Dia tidak akan bangun hingga malaikat berdoa ‘Ya Allah, ampunilah hambamu si fulan karena tidur dalam keadaan suci’” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/37)

2. Orang yang duduk menunggu shalat

Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah salah seorang diantara kalian yang duduk menunggu shalat, selama ia berada dalam keadaan suci, kecuali para malaikat akan mendoakannya ‘Ya Allah, ampunilah ia. Ya Allah sayangilah ia’” (Shahih Muslim no. 469)

3. Orang–orang yang berada di shaf bagian depan di dalam shalat

Imam Abu Dawud (dan Ibnu Khuzaimah) dari Barra’ bin ‘Azib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada (orang–orang) yang berada pada shaf -shaf terdepan” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih Sunan Abi Dawud I/130)

4. Orang–orang yang menyambung shaf (tidak membiarkan sebuah kekosongan di dalm shaf)

Para Imam yaitu Ahmad, Ibnu Majah, Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban dan Al Hakim meriwayatkan dari Aisyah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat selalu bershalawat kepada orang–orang yang menyambung shaf–shaf” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhib wat Tarhib I/272)

5. Para malaikat mengucapkan ‘Amin’ ketika seorang Imam selesai membaca Al Fatihah

Imam Bukhari meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Jika seorang Imam membaca ‘ghairil maghdhuubi ‘alaihim waladh dhaalinn’, maka ucapkanlah oleh kalian ‘aamiin’, karena barangsiapa ucapannya itu bertepatan dengan ucapan malaikat, maka ia akan diampuni dosanya yang masa lalu” (Shahih Bukhari no. 782)

6. Orang yang duduk di tempat shalatnya setelah melakukan shalat

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah, bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat akan selalu bershalawat kepada salah satu diantara kalian selama ia ada di dalam tempat shalat dimana ia melakukan shalat, selama ia belum batal wudhunya, (para malaikat) berkata, ‘Ya Allah ampunilah dan sayangilah ia’” (Al Musnad no. 8106, Syaikh Ahmad Syakir menshahihkan hadits ini)

7. Orang–orang yang melakukan shalat shubuh dan ‘ashar secara berjama’ah

Imam Ahmad meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Para malaikat berkumpul pada saat shalat shubuh lalu para malaikat (yang menyertai hamba) pada malam hari (yang sudah bertugas malam hari hingga shubuh) naik (ke langit), dan malaikat pada siang hari tetap tinggal. Kemudian mereka berkumpul lagi pada waktu shalat ‘ashar dan malaikat yang ditugaskan pada siang hari (hingga shalat ‘ashar) naik (ke langit) sedangkan malaikat yang bertugas pada malam hari tetap tinggal, lalu Allah bertanya kepada mereka, ‘Bagaimana kalian meninggalkan hambaku?’, mereka menjawab, ‘Kami datang sedangkan mereka sedang melakukan shalat dan kami tinggalkan mereka sedangkan mereka sedang melakukan shalat, maka ampunilah mereka pada hari kiamat’” (Al Musnad no. 9140, hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Ahmad Syakir)

8. Orang yang mendoakan saudaranya tanpa sepengetahuan orang yang didoakan

Diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Ummud Darda’ ra., bahwasannya Rasulullah SAW bersabda, “Doa seorang muslim untuk saudaranya yang dilakukan tanpa sepengetahuan orang yang didoakannya adalah doa yang akan dikabulkan. Pada kepalanya ada seorang malaikat yang menjadi wakil baginya, setiap kali dia berdoa untuk saudaranya dengan sebuah kebaikan, maka malaikat tersebut berkata ‘aamiin dan engkaupun mendapatkan apa yang ia dapatkan’” (Shahih Muslim no. 2733)

9. Orang–orang yang berinfak

Imam Bukhari dan Imam Muslim meriwayatkan dari Abu Hurairah ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidak satu hari pun dimana pagi harinya seorang hamba ada padanya kecuali 2 malaikat turun kepadanya, salah satu diantara keduanya berkata, ‘Ya Allah, berikanlah ganti bagi orang yang berinfak’. Dan lainnya berkata, ‘Ya Allah, hancurkanlah harta orang yang pelit’” (Shahih Bukhari no. 1442 dan Shahih Muslim no. 1010)

10. Orang yang makan sahur

Imam Ibnu Hibban dan Imam Ath Thabrani, meriwayaatkan dari Abdullah bin Umar ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya Allah dan para malaikat-Nya bershalawat kepada orang–orang yang makan sahur” (hadits ini dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Shahih At Targhiib wat Tarhiib I/519)

11. Orang yang menjenguk orang sakit

Imam Ahmad meriwayatkan dari ‘Ali bin Abi Thalib ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Tidaklah seorang mukmin menjenguk saudaranya kecuali Allah akan mengutus 70.000 malaikat untuknya yang akan bershalawat kepadanya di waktu siang kapan saja hingga sore dan di waktu malam kapan saja hingga shubuh” (Al Musnad no. 754, Syaikh Ahmad Syakir berkomentar, “Sanadnya shahih”)

Seseorang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain. Diriwayatkan oleh Imam Tirmidzi dari Abu Umamah Al Bahily ra., bahwa Rasulullah SAW bersabda, “Keutamaan seorang alim atas seorang ahli ibadah bagaikan keutamaanku atas seorang yang paling rendah diantara kalian. Sesungguhnya penghuni langit dan bumi, bahkan semut yang di dalam lubangnya dan bahkan ikan, semuanya bershalawat kepada orang yang mengajarkan kebaikan kepada orang lain” (dishahihkan oleh Syaikh Al Albani dalam Kitab Shahih At Tirmidzi II/343)


Maraji’ :
Disarikan dari Buku Orang–orang yang Didoakan Malaikat, Syaikh Fadhl Ilahi, Pustaka Ibnu Katsir, Bogor, Cetakan Pertama, Februari 2005

Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti// 21 Mei 2010// 20:00

Bumi ini adalah Sebuah tatanan Keseimbangan

Allah berfirman "Dan di bumi ini terdapat bagian-bagian yang berdampingan, dan kebun-kebun anggur, tanaman-tanaman dan pohon korma yang bercabang dan yang tidak bercabang, disirami dengan air yang sama. Kami melebihkan sebahagian tanam-tanaman itu atas sebahagian yang lain tentang rasanya. Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat tanda-tanda (kebesaran Allah) bagi kaum yang berfikir.
Qs. 13:4
Dan Allah telah meninggikan langit dan Dia meletakkan neraca (keadilan). Supaya kamu jangan melampaui batas tentang neraca itu.Dan tegakkanlah timbangan itu dengan adil dan janganlah kamu mengurangi neraca itu.
Qs. 55: 7-9

Dari 4 buah petikan ayat tersebut,. sudah sangat jelas menunjukkan bahwa ALLAh menciptakan keseimbangan dalam segala hal di bumi. agar tidak terjadi kerancuan, dan kehancuran.

Oleh karena itu, Manusia diamanahi oleh ALLAH agar tidak membuat kerusakan di Bumi.
ALLAH berfirman:
“Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya.”QS. Al-A’râf : 56

“Dan janganlah kalian mentaati perintah orang-orang yang melewati batas, yang membuat kerusakan di muka bumi dan tidak mengadakan perbaikan.” (QS. Asy-Syu’arô` : 151-152)
“Gantikanlah aku dalam (memimpin) kaumku, dan buatlah perbaikan, dan janganlah kamu mengikuti jalan orang-orang yang membuat kerusakan.” (QS. Al-A’râf : 142)

ALLah melarang manusia membuat kerusakan karena apabila telah terjadi kerusakan,. hanya manusia sendirilah yang menerima akibat itu..

Itu merupakan salah satu peringantan ALLAH kepada kita saat ini,. agar kerusakan di Bumi saat ini tidak bertambah lagi..
Sesungguh dalam AL Qur'an semua kode Etik pemanfaatan Sumber Daya di Bumi Telah ada..
Namun Manusia enggan membacanya..

Kamis, 20 Mei 2010

Pilar-Pilar Utama Agama Islam dalam untaian Hadist Arba’in An Nawawiah

Hadits ke-1 : Pahala Pekerjaan Ditentukan Niatnya
Amirul Mukminim Abi Hafsh Umar bin Khattab ra. berkata, Aku mendengar Rasulullah bersabda :

"Segala amal perbutan tergantung niatnya dan bagi setiap oraang hanyalah apa yang ia niatkan. Barang siapa yang berhijrah karena Allah dan Rasul-Nya maka hijrahnya itu menuju Allah dan RasulNya. Barang siapa hijrahnya karena dunia yang ia harapkan atau karena wanita yang ingin ia nikahi, maka hijrahnya itu menuju yang ia inginkan".
(Hr. Bukhari Muslim)
Hadits ke-2 : Pemahaman Islam, Iman dan Ihsan
Umar bin Khattab ra. berkata :Suatu ketika kami (para sahabat) duduk di dekat Rasulullah SAW. Tiba-tiba muncul kepada kami seorang laki-laki mengenakan pakaian yang sangat puti dan rambutnya amat hitam. Tak terlihat padanya tanda-tanda bekas perjalanan dan tak ada seorang pun di antara kami yang mengenalnya. Ia segera duduk di hadapan Nabi, lalu lututnya disandarkan kepada kepada lutut Nabi dan meletakkan kedua tangannya di atas kedua paha Nabi, kemudian ia berkata, "Hai Muhammad, beritakan kepadaku tentang Islam". Rasulullah SAW menjawab, "Islam adalah engkai bersaksi tidak ada tuhan selain Allah dan sesungguhnya Muhammad adalah Rasul Allah, menegakkan shalat, menuanaikan zakat, berpuasa di bulan Ramadhan dan engkau menunaikan haji ke Baitullah jika engkau telah mampu melakukannya". Lelaki itu berkata. "Engkau benar". Maka kami heran, ia yang bertanya ia pula yang membenarkannya.

Kemudian ia bertanya lagi, "Beritahukan kepadaku tentang iman". Nabi menjawab. "Iman adalah engaku beriman kepada Allah, MalaikatNya, kitab-kitabNya, para RasulNya, hari akhir dan beriman kepada takdir Allah yang baik dan yang buruk". Ia berkata. "Engkau benar".

Dia bertanya lagi, "Beritahukan kepadaku tentang Ihsan". Nabi menjawab, "Hendaklah engkau beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatNya, kalaupun engkau tidak melihatNya sesungguhnya Dia melihatmu".

Lelaki itu berkata lagi, “Beritahukan kepadaku kapan terjadinya kiamat”. Nabi menjawab, “Yang ditanya tidaklah lebih tahu daripada yang bertanya”. Dia pun bertanya lagi, “Beritahukan kepadaku tentang tanda-tandanya”. Nabi menjawab, “Jika seorang budak wanita telah melahirkan tuannya, jika engkau melihat orang yang bertelanjang kaki tanpa memakai baju (miskin papa) serta pengembala kambing yang saling berlomba dalam mendirikan bangunan megah yang menjulang tinggi.”

Kemudian lelaki tersebut seger pergi. Aku pun terdiam sehingga Nabi bertanya kepadaku, “Wahai Umar, tahukah engkau siapa yang bertanya tadi?” Aku menjawab, “Allah dan RasulNya lebih mengetahui”. Beliau bersabda, “Ia adalah Jibril yang mengajarkan kalian tentang agama kalian”.

(HR. Muslim)



Hadits ke-3 : Rukun Islam
Abu Abdurrahman Abdullah bin Umar bin Khattab ra. Berkata, Aku pernah mendengar Rasulullah SAW bersabda:
“Islam dibangun atas lima perkara :
(1) persaksian bahwa tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah,
(2) mendirikan shalat,
(3) mengeluarkan zakat,
(4) melaksanakan ibadah haji,
(5) berpuasa di bulan Ramadhan.”
(HR. Bukhori dan Muslim).
Hadits ke-4 : Proses Penciptaan Manusia
Abu Abu Abdurrahman Abdullah bin Mas’ud ra. Berkata, Rasulullah bersabda kepada kami, sedang beliau adalah orang yang jujur dan terpercaya,
Sesungguhnya tiap-tiap kalian dikumpulkan ciptannya dalam rahim ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah (air mani yang kental), lalu menjadi alaqoh (segumpal darah) selama itu pula, lalu menjadi mudghah (segumpal daging) selama itu pula, kemudian Allah mengutus malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan mencatat 4 (empat) perkara yang telah ditentukan, yakni : rezeki, ajal, amal dan sengsara atau bahagianyaDemi Allah, Dzat yang tiada tuhan selain Dia, sesngguhnya setiap kalian ada yang beramal dengan amalan penghuni surga hingga jarak antara dia dengan surga hanya sehasta (dari siku sampai ke ujung jari) lalu suaratan takdir mendahuluinya sehingga ia beramal dengan amalan neraka maka ia pun masuk neraka.

Ada juga di antara kalian yang beramal dengan amalan penghuni neraka hingga jarak antara dia dan neraka hanya sehasta. Lalu suratan takdir mendahuluinya, sehingga ia beramal dengan amalan ahli surga, maka ia pun masuk surga.”
(HR. Bukhori dan Muslim).
Hadits ke-5 : Amal Ibadah yang Tertolak
Ummul Mukminin, Ummu Abdillah, ‘Aisyaah ra berkata, Rasulullah SAW. Telah bersabda : “Barang siapa membuat-buat hal baru dalam perkara ibadah yang tidak ada dasar hukumnya maka ia ditolak.”
(HR. Bukhori dan Muslim).
Hadits ke-6 : Menjaga Kesucian Jiwa
Abu Abdillah Nu'man bin Basyir ra berkata, Aku mendengar Rasulullah SAW bersabda :

"Sesungguhnya yang halal itu telah jelas dan yang haram pun telah jelas pula. Sedangkan di antaranya ada perkara yang samara-samar yang kebanyakan manusia tidak mengetahui (hukum) nya. Barang siapa yang menghindari perkara samara-samar, maka ia telah membersihkan agama dan kehormatannya. Barang siapa yang jatuh ke dalam perkara yang samara-samar maka ia telah jatuh ke dalam perkara yang haram. Seperti penggembala yang berada di dekat pagar larangan (milik orang lain) dan dikhawatirkan ia akan masuk ke dalamnya.
Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan (undang-undang), ingatlah bahwa larangan Allah adalah apa yang diharamkan-Nya. Ketahuilah bahwa di dalam jasad manusia terdapat segumpal daging. Jika ia baik maka baik pula seluruh jasadnya dan jika ia rusak maka rusak pula seluruh jasadnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati."
(HR. Bukhori dan Muslim).
Hadits ke-7 : Agama Itu Nasihat
Abi Ruqayya Tamim bin Aus Ad-Dary ra. menerangkan bahwa Nabi SAW bersabda : Agama itu nasihat.
Kami bertanya : Bagi siapa?
Rasulullah bersabda : Bagi Allah, KitabNya, RasulNya, para pemimpin muslim, dan bagi kaum muslimin pada umuMnya.
(HR Muslim)
Hadits ke-8 : Kehormatan Seorang Muslim
Ibnu Umar ra. meneranngkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka mau bersaksi tiada Tuhan selain Allah dan Muhammad Rasul Allah, mendirikan sholat dan membayar zakat. Apabila mereka telah melakukan itu maka mereka telah melindungi dari dan hartanya dariku, kecuali ada haq (hukum) Islam. sedang hisab mereka terserah kepada Allah.
(HR Bukhori dan Muslim)
Hadits ke-9 : Menaati Perintah & Menjauhi Larangan Agama
Abu Hurairah Abdur Rahman bin Sahr ra. berkata,
aku mendengar Rasulullah saw bersabda : Apa yang kularang untuk kalian maka tinggalkanlah dan apa yang kuperintahkan kepada kalian, maka laksanakanlah sesuai dengan kemampuan kalian sesungguhnya yang membinasakan orang-orang sebelum kalian adalah banyaknya pertanyaan dan perselisihan terhadap para Nabi mereka.
(HR Bukhori Muslim)
Hadits ke-10 : Syarat Terkabulnya Doa
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah saw. bersabda :
Sesungguhnya Allah Dzat yang baik dan hanya menerima perkara yang baik. Dan sesungguhnya Allah memerintahkan kepada orang-orang mukmin segala apa yang diperintahkan kepada para Rasul.

Allah berfirman : Wahai Para Rasul, makanlah kalian dari makanan yang baik-baik, dan kerjakanlah amal sholih (Al-Mukminun : 51).
Allah juga berfirman : Wahai orang-orang yang beriman makanlah kalian dari makanan yang baik-baik yang kami rezekikan kepada kalian (Al-Baqarah : 172).
Lalu Rasulullah bercerita tentang seorang lelaki yang menempuh perjalanan jauh, hingga rambutnya kusut dan kotor. Ia lalu menengadahkan tangannya ke langit seraya berdoa : Ya Rabb, Ya Rabb. Sedangkan makanannya haram, minumannya haram, pakaiannya haram, dan ia kenyang dengan barang yang haram. maka bagaimana mungkin doanya dikabulkan?

(HR Muslim)
Hadits ke-11 : Memilih Yang Diyakini & Meninggalkan Yang Diragukan
Abu Muhammad Al-Hasan bin Ali bin Abi Thalib ra. cucu kesayangan Rasulullah saw berkata :

Aku telah hafal sabda Rasulullah saw : Tinggalkanlah perkara yang meragukanmu dan kerjakan perkara yang tidak meragukanmu.
(HR. Tirmidzi dan Nasa'i, Tirmidzi berkata : ini adalah hadits hasan shahih)
Hadits ke-12 : Tanda Kesempurnaan Islam Seseorang
Abu Hurairah ra berkata, Rasulullah saw bersabda : Di antara tanda kebaikan keislaman seseorang adalah ia meinggalkan perkara yang tak berguna baginya.
(hadits hasan diriwayatkan oleh Tirmidzi dan lainnya)
Hadits ke-13 : Ukhuwah dan Kesempurnaan Iman
Abu Hamzah, Anas bin Malik menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
Tidak sempurna iman seseorang di antara kalian sehingga ia mencintai saudaranya sebagaimana ia mencintai dirinya sendiri.
(HR Bukhori dan Muslim)
Hadits ke-14 : Sebab Tertentu Halalnya Darah Seorang Muslim
Ibnu Mas'ud ra. berkata Rasulullah saw bersabda :
Tidak halal darah seorang muslim yang bersaksi tidak ada Tuhan selain Allah dan aku adalah Rasulnya, kecuali disebabkan oleh salah satu dari tiga hal :
1. tsayyib (orang yang sudah menikah/janda/duda) yang berzina
2. membunuh orang
3. meninggalkan agamanya serta memisahkan diri dari jama'ah
(HR. Bukhori Muslim)
Hadits ke-15 : Etika Orang Beriman
Abu Hurairah rw. menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda :
Barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berkata baik atau diam, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia menghormati tetangganya, barang siapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia memuliakan tamunya.
(HR Bukhari dan Muslim)
Hadits ke-16 : Larangan Mengumbar Amarah
Abu Hurairah ra. menerngakan bahwa ada seorang laki-laki berkata kepada Rasulullah saw : Berilah aku nasihat.
Beliau menjawab : Jangan marah! maka diulanginya beberapa kali, kemudian Nabi bersabda : Jangan marah!
(HR. Bukhori)
Hadits ke-17 : Perbuatan Ihsan
Abu Ya'la Syaddad bin Aus menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda :

Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan (ihsan) atas segala sesuatu. Maka apabila kalian membunuh (dalam peperangan), lakukanlah dengan baik. Jika kalian menyembelih, maka lakukanlah dengan baik, hendaklah setiap kalian menajamkan pisaunya dan menyenangkan hewan sembelihannya.
(HR. Muslim)
Hadits ke-18 : Anjuran Bertqwa dan Berakhlak Mulia
Abu Dzar Jundud bin Junadah dan Abu Abdurrahman Mu'adz bin Jabal ra. menerangkan Rasulullah saw bersabda
Bertaqwalah kepada Allah di manapun kalian berada. Dan ikutilah kejelekan dengan kebaikan, niscaya kebaikan itu akan menghapusnya. Dan pergaulilah manusia dengan akhlak terpuji.

(HR. Tirmidzi dan ia berkata : Ini adalah hadits hasan. Dan di sebagain kitab disebutkan sebagai hadits hasan shahih)

Hadits ke-19 : Hidup Bersama Allah
Abu Abbas Abdillah bin Abbas ra. berkata, suatu hari aku berada di belakang Rasulullah saw, lalu beliau bersabda :

Wahai pemuda! Aku hendak mengajarimu beberapa kalimat : Jagalah Allah, maka Ia akan menjagamu. Jagalah Allah, niscaya engakau akan mendapatinya bersamamu. Bila engkau memohon sesuatu, mohonlah kepadaNya. Bila engkau meminta pertolongan, minta tolonglah kepadaNya.

Ketahuilah bahwa seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang bermanfaat bagimu, maka mereka tidak akan bisa memberi manfaat kepadamu kecuali dengan perkara yang telah ditetapkan Allah kepadamu.

Dan seandainya seluruh umat ini berkumpul untuk memberikan sesuatu yang merugikanmu, maka mereka tidak akan bisa merugikanmu kecuali dengan perkara yang telah ditetapkan Allah kepadamu.

Pena-pena telah diangkat dan lembaran-lembaran telah mengering tintanya.

(HR. Tirmidzi, dan dia menyatakan sebagai hadits hasan shohih)
Menurut riwayat selain Tirmidzi dijelaskan, jagalah Allah, niscaya engkau akan bersamaNya. Kenalilah Allah dalam kesenangan, niscaya Ia akan mengenalmu dalam kesempitan. Ketahuilah bahwa segala perbuatan salahmu belum tentu mencelakaimu, dan musibah yang menimpamu belum tentu akibat kesalahanmu. Ketahuilah bahwa kemenangan beserta kesabaran, kebahagiaan beserta kedukaan, dan setiap kesulitan ada kemudahan.
Hadits ke-20 : Menjaga Sifat Malu
Abu Mas'ud Uqbah bin Amr Al-Anshari Al-Badri ra. berkata, Rasulullah saw bersabda :

Sesungguhnya sebagian dari apa yang telah dikenal orang dari perkataan kenabian yang pertama ialah : Bila engkau tidak malu, maka perbuatlah sekehendak hatimu
(HR. Bukhori)
Hadits ke-21 : Iman dan Istiqomah
Abu Amr (ada yang menyebutnya Abu Amrah) Sufyan bin Abdillah ra. berkata :

Aku berkata : Wahai Rasulullah, beritahukan kepadaku suatu ungkapan tentang Islam yang tak kan kutanyakan kepada seorang pun selain engkau? Beliau bersabda : Katakanlah Aku beriman kepada Alla, kemudian istiqomahlah!
(HR. Muslim)
Hadits ke-22 : Jalan Menuju Surga
Abu Abdillah Jabir bin Abdillah Al-Anshari ra. menerangkan bahwa ada seorang laki-laki yang bertanya kepada Rasulullah saw, Ia berkata : Bagaimana pendapatmu, jika aku telah mengerjakan shalat maktubah (shalat fardhu lima waktu), berpuasa ramadhan, menghalalkan yang halal, dan mengharamkan yang haram, dan aku tidak menambahnya dengan suatu apa pun. Apakah aku bisa masuk surga?
Beliau menjawab : YA.
(HR. Muslim)
Makna : mengharamkan yang haram adalah menjauhinya sedangkan menghalalkan yang halal berarti melakukannya dengan penuh keyakinan akan kehalalannya.
Hadits ke-23 : Amalan Berkualitas Tinggi
Abu Malik Al-Harits Al-Asy'ari ra. berkata, Rasulullah saw bersabda :
Kesucian adalah sebagain dari iman, Alhamdulillah memberatkan timbangan, Subahanallah walhamdulillah memenuhi ruangan antara langit dan bumi, sholat adalah cahaya, shodaqoh adalah bukti nyata, sabar adalah pelita, dan Al-Qur'an adalah pedoman untukmu dan bagi dirimu. Semua orang bekerja sampai ada yang menjual dirinya, sehingga ia menjadi merdeka atau celaka.
(HR. Muslim)
Hadits ke-24 : Makna Keagungan Tuhan
Abu Dzar Al-Ghifari ra. menerangkan bahwa Rasulullah saw bersabda tentang apa yang beliau riwayatkan dari Rabbnya 'Azza wa Jalla. Sesungguhnya Dia befirman :

Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku telah mengaharamkan kezaliman kepada diriKu dan Aku menjadikan kezaliman itu haram di antara kamu. Oleh karena itu, janganlah kamu saling menzalimi.

Wahai hambaKu, sesungguhnya kamu semua sesat, kecuali yang Kuberi petunjuk. Oleh karena itu, mintalah petunjuk kepadaKu, niscaya Aku memberikannya kepadamu.
Wahai hambaKu, kamu semua lapar, kecuali yang Kuberi makan. Oleh karena itu, mintalah makan kepadaKu, niscaya Aku memberikannya kepadamu.
Wahai hambaKu, kamu semua telanjang, kecuali yang Kuberi pakaian. Oleh karena itu, mintalah pakaian kepadaKu, niscaya Aku memberikannya kepadamu.

Wahai hambaKu, sesungguhnya kamu berbuat salah di malam dan siang hari, sedangkan aku mengampuni semua dosa. Oleh karena itu mohonlah ampun kepadaKu, niscaya Aku mengampunimu.

Wahai hambaKu, kamu tidak akan mampu memberi mudharat untukKu, sehingga bisa mendatangkan mudharat kepadaKu. Dan kamu tidak akan mampu memberi manfaat untukKu, sehingga bisa mendatangkan manfaat kepadaKu.

Wahai hambaKu, meskipun yang pertama dan terakhir, baik jin maupun manusia di antara kamu berada pada hati orang yang paling bertaqwa di antara kamu, maka hal itu tidak akan menambah apapun terhadap kekuasaanKu

Wahai hambaKu, meskipun yang pertama dan terakhir, baik jin maupun manusia di antara kamu berada pada hati orang yang paling jahat di antara kamu, maka hal itu tidak akan mengurangi apapun terhadap kekuasaanKu.

Wahai hambaKu, meskipun yang pertama dan terakhir, baik jin maupun manusia di antara kamu berkumpul di sebuah bukit dan memohon kepadaKu, lalu Aku mengabulkan permohonan mereka masing-masing, maka hal itu tidak akan mengurangi sedikitpun apa-apa yang ada padaKu, kecuali seperti jarum yang dicelupkan ke laut dan diangkat lagi.

Wahai hambaKu, sesungguhnya Aku mencatat amalmu dan membalasnya. Oleh karena itu, barang siapa mendapatkan kebaikan, maka hendaklah ia memuji Allah. Dan barang siapa mendapatkan selain itu, maka janganlah mencela, selain dirinya sendiri.
(HR. Muslim)
Hadits ke-25 : Luasnya Karunia & Rahmat Allah SWT
Abu Dzar ra. menerangkan bahwa sebagian sahabat Rasulullah saw berkata kepada beliau :

Wahai Rasulullah, orang-orang kaya itu pergi dengan banyak pahala. Mereka mengerjakan sholat sebagaimana yang kami kerjakan, mereka berpuasa sebagaimana yang kami kerjakan, dan mereka bersodaqoh dengan kelebihan harta yang mereka miliki (sementara kami tidak bias melakukannya.

Beliau bersabda : Bukankah Allah telah menjadikan sesuatu untuk kalian yang bias kalian shodaqohkan? Sesungguhnya setiap tasbih adalah shodaqoh, setiap takbir adalah shodaqoh, setiap tahmid adalah shodaqoh, setiap tahlil adalah shodaqoh, menyeru kepada kebaikan adalah shodaqoh, mencegah dari yang munkar adalah shodaqoh, dan bersetubuh dengan istri juga shodaqoh.

Mereka bertanya : Wahai Rasulullah, apakah jika di antara kami menyalurkan hasrat biologisnya (kepada istrinya) juga mendapat pahala? Belia menjawab : Bukankah jika ia menyalurkan pada yang haram itu berdosa? Maka demikian pula ia menyalurkan pada yang halal, maka ia juga akan mendapatkan pahala.
(HR. Muslim)
Hadits ke-26 : Amal Perbuatan yang Tergolong Shodaqoh
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah bersabda :
Setiap ruas tulang tubuh manusia wajib dikeluarkan shodaqohnya setiap hari ketika matahari terbit. Mendamaikan antara dua orang yang berselisih adalah shodaqoh, menolong orang dengan membantunya menaiki kendaraan atau mengangkatkan barang ke atas kendaraannya adalah shodaqoh, kata-kata yang baik adalah shodaqoh, tiap-tiap langkahmu untuk mengerjakan sholat adalah shodaqoh, dan membersihkan rintangan dari jalan adalah shodaqoh.
(HR. Bukhari dan Muslim)
Hadits ke-27 : Hakikat Kebajikan dan Dosa
Nawwas bin Sim'an ra. berkata, Nabi SAW bersabda :
Kebajikan adalah akhlak terpuji, sedangkan dosa adalah apa yang meresahkan jiwamu serta engkau tidak suka apabila perkara itu diketahui orang lain.

(HR. Muslim)
Dalam hadits lain diterangkan dari Wabishah bin Ma'bad ra, ia berkata, aku mendatangi Rasulullah SAW, beliau bertanya : Engkau datang untuk bertanya tentang kebajikan? Aku menjawab, "Ya, benar". Beliau bersabda : Tanyakan pada hatimu sendiri! Kebaikan adalah perkara yang membuat jiwamu tenang dan hatimu tenteram, sedangkan dosa adalah perkara yang menimbulkan keraguan dalam jiwa dan rasa gundah dalam dada, meski telah berulang kali manusia memberi fatwa kepadamu".
(ini adalah hadits diriwayatkan dari dua imam, Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darami dengan sanad hasan)
Hadits ke-28 : Kewajiban Bertaqwa, Menjalankan Sunnah & Menjauhi
Bid'ah
Abu Najih Al-Irbadh bin Sariyah ra. berkata :
Rasulullah SAW memberikan nasihat kepada kami dengan nasihat yang menggetarkan hati dan dapat mengucurkan air mata. Kami bertanya : Wahai Rasulullah, seakan-akan ini nasihat perpisahan, karena itu berilah kami nasihat.

Beliau bersabda : Aku berwasiat kepada kalian agar bertakwa kepada Allah SWT, mendengarkan perintah dan taat meski yang memerintah kalian seorang budak. Siapa pun di antara kalian yang masih hidup, niscaya akan mengaksikan banyak perselisihan. Karena itu berpegang teguhlah kepada sunnahku dan sunnah para Khulafaur Rasyidin yang mendapat petunjuk. Gigitlah sunnah-sunnah itu dengan gigi geraham. Dan hindarilah dari hal-hal yang baru (dalam soal agama), karena semua yang baru adalah bid'ah dan setiap bid'ah adalah sesat."
Hadits ke-29 : Pintu-pintu Menuju Syurga
Muadz bin Jabal ra. berkata : Aku pernah berkata, "Wahai Rasulullah, beritahukanlah kepadaku amal yang dapat memsukkanku ke surga dan menjauhkanku dari neraka."
Beliau menjawab, "Engkau menanyakan suatu perkara, namun hal itu menjadi ringan bagi siapa saja yang diringankan oleh Allah SWT. Sembahlah Allah dan jangan menyekutukan-Nya dengan sesuatu apa pun, mendirikan sholat, mengeluarkan zakat, berpuasa Ramadhandan berhaji ke Baitullah."

Kemudian beliau bersabda, "Inginkah engkau kuberitahukan mengenai pintu-pintu kebaikan? Puasa adalah perisai, shodaqoh itu dapat menghapus kesalahan sebagaimana air dapat menghapus api, dan sholatnya seseorang di tengah malam. Kemudian beliau membaca Surat As-Sajadah ayat :16, "Lambung-lambung mereka jauh dari tempat tidurnya sedang mereka berdoa kepada Tuhannya dengan harap-harap cemas.

Kemudian beliau bersabda, "Inginkah kalian kuberitahukan pokok dari perkara-perkara Islam, tiang dan puncak mahkotanya?" Aku menjawab, "Ingin, wahai Rasulullah." Beliau bersabda, "Pokok dari perkara-perkara Islam serta tiangnya adalah sholat, dan puncaknya adalah jihad."

Lalu beliau bersabda, "Maukah kalian kuberitahukan kunci dari semua perkara itu?" Aku menjawab, "Mau, wahai Raulullah." Maka beliau menunjuk lidahnye seraya bersabda, "Kendalikan ini." Aku bertanya, "Wahai Nabiyullah, apakah kami akan diminta pertanggungjawaban dengan apa yang kami katakan?" Beliau bersabda, "Celakalah engkau wahai Muadz, bukankah yang menjerumuskan manusia ke dalam api neraka dengan wajah tersungkur akibat lidah mereka?"
(HR. Tirmidzi dan dia mengatakan ini adalah hadits hasan shahih)
Hadits ke-30 : Rambu-rambu Allah
Abu Tsa'labah Al-Khusyniyi Jurtsum bin Nasyir ra. berkata, Rassulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya Allah telah menetapkan sejumlah kewajiban, maka janganlah meremehkannya. Dia telah meletakkan batasan-batasan (hukum) maka janganlah kalian melanggarnya. Dia telah mengharamkan sejumlah perkara maka janganlah jatuh ke dalamnya. Dia juga telah mendiamkan beberapa perkara sebagai rahmat untuk kalian dan bukan karena lupa maka janganlah mempersoalkannya (apa yang telah didiamkan oleh Allah ini).
(hadits hasan diriwayatkan oleh Ad-Daruquthni dan lain-lain)
Hadits ke-31: Hakikat Zuhud dalam Kehidupan
Abu Abbas Sahl bin Sa'ad As-Sa'idi ra. berkata :
Ada seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW lalu berkata, "Wahai Rasulullah, tunjukkan kepadaku suatu amal yang apabila aku mengamalkannya, niscaya aku akan dicintai Allah dan dicintai manusia." Rasulullah SAW bersabda, " Zuhudlah terhadap apa yang ada di dunia maka Allah akan mencintaimu dan zuhudlah terhadap apa yang ada di tangan manusia maka manusia pun akan mencintaimu."
(HR. Ibnu Majah dan lain-lain dengan sanad hasan)
Hadits ke-32 : Larangan Berbuat Mudharat
Abi Sa'id bin Malik bin Sinan Al-Khudriy ra. berkata :
Rasulullah SAW bersabda : Janganlah kalian saling merugikan.
(HR. Ibnu Majah, Daruquthni dan lain-lain, hadits ini hasan, juga diriwayatkan oleh Malik dalam kitabnya Al-Muattha' sebagai hadits mursal, dari Amr bin Yahya, dari bapaknya, dari Nabi SAW dengan begitu dia meniadakan Abi Sa'id. Hadits ini mempunyai beberapa jakur, tiap-tiap jalur menguatkan yang lain).
Hadits ke-33 : Kejelasan Dasar Hukum Islam
Ibnu Abbas ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda :
Seandainya setiap orang dipenuhi dengan dakwaannya, tentu akan ada orang yang menuntut atas harta dan darah suatu kaum. Akan tetapi bukti harus diajukan oleh pendakwa dan sumpah harus diucapkan oleh orang yang menolak tuduhan.
(HR. Baihaqi dan yang lain, hadits hasan, sebagian terdapat dalam shahih Bukhori dan Muslim)
Hadits ke-34 : Kewajiban Mencegah Kemunkaran
Abi Sa'id Al-Khudriy ra. berkata, Ake mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Barang siapa di antara kalian melihat kemunkaran hendaklah dia merubah dengan tangannya, bila ia tidak mampu, maka dengan lisannya, dan kalau tidak mampu maka dengan hatinya. Yang demikian itu adalah selemah-lemah iman.
(HR. Muslim)
Hadits ke-35 : Ukhuwah dan Hak Muslim
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda :
Jangan saling menghasud, saling menipu, saling membenci, saling membelakangi dan janganlah sebagian dari kalian membeli barang yang telah dibeli (ditawar) orang lain. Jadilah hamba-hamba Allah yang bersaudara. Orang muslim adalah saudara bagi muslim yang lain, maka janganlah berlaku aniaya kepadanya, jangan menelatarkannya, jangan membohonginya dan jangan merendahkannya. Taqwa itu di sini (beliau mengucapkan sambil menunjuk ke dadanya dan mengulanginya tiga kali). Cukuplah seseorang di kategorikan jelek apabila dia merendahkan saudaranya sesama muslim. Darah, harta, dan kehormatan setiap muslim adalah haram bagi muslim yang lain.
(HR. Muslim)
Hadits ke-36 : Ganjaran Amal Shalih
Abu Hurairah ra. berkata, Nabi SAW bersabda :
Barang siapa yang membebaskan orang mukmin dari kesempitan dunia, maka Allah akan membebaskannya dari kesempitan di hari Kiamat.
Barang siapa yang memberi kemudahan orang yang mengalami kesulitan maka Allah akan memberi kemudahan kepadanya di dunia dan akhirat.
Barang siapa menutupi aib orang muslim maka Allah menutupi aibnya di dunia dan akhirat. Allah senantiasa menolong hambaNya selama hamba tersebut menolong saudaranya.

Barang siapa yang keniti jalan untuk memperoleh ilmu, maka Allah akan memberikan kemudahan baginya jalan menuju surga. Tidak lah suatu kaum berkumpul di rumah Allah (masjid), membaca kitab Allah dan mempelajarinya, niscaya turun kepada mereka ketentraman, rahmat meliputi mereka, para malaikat berkerumun di sekelilingnya dan Allah menyebut-nyebut mereka di hadapan makhluk yang berada di sisi-Nya.
Barang siapa amalnya selalu terlambat (kurang), maka nasabnya tidak akan dapat menyempurnakannya.
(HR. Muslim,)
Hadits ke-37 : Keadilan dan Karnia Allah
Ibnu Abbas ra. meriwayatkan dari Nabi SAW mengenai apa yang beliau ceritakan dari Allah Yang Maha Suci dan Maha Tinggi. Allah berfirman :
Sesungguhnya Allah menetapkan kebaikan dan kejelekan, kemudian menjelaskannya. Barang siapa hendak melakukan kebaikan dan dia tidak jadi melakukannya, Allah telah mencatat di sisinNya satu kebaikan yang sempurna. Bila ia hendak melakukan kebaikan dan benar-benar melakukannya, Allah mencatat di sisiNya sepuluh kebaikan sampai tujuh ratus kali lipat, bahkan berlipat ganda banyaknya.
Jika ia hendak melakukan kejelekan dan tidak jadi melakukannya, Allah mencatat di sisiNya sebagai satu kebaikan, dan kalau ia hendak melakuakn kejelekan kemudian benar-benar melakukannya, maka Allah hanya mencatat di sisiNya satu kejelekan.
(HR. Bukhori-Muslim di dalam shahih mereka)
Hadits ke-38 : Menjadi Kekasih Allah
Abu Hurairah ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda:
Sesungguhnya Allah berfirman
Barang siapa memusuhi para waliKu maka Aku menyatakan perang kepadanya. Tidaklah hambaKu mendekatiKu dengan sesuatu yang lebih Aku cintai daripada apa yang telah Aku wajibkan.

HambaKu tidak akan henti-hentinya mendekati Aku dengan ibadah sunnah sehingga Aku mencintainya, maka ketika Aku mencintainya Aku menjadi oendengarannya yang ia gunakan untuk mendengar, menjadi penglihatan yang ia gunakan untuk melihat, menjadi tangannya yang ia gunakan untuk berbuat dan menjadi kakinya yang ia gunakan untuk berjalan. Seandainya dia memohon perlindunganKu pasti Aku melindunginya.
(HR. Bukhori)
Hadits ke-39 : Kasih Sayang Allah
Ibnu Abbas ra. berkata :
Rasulullah SAW bersabda :
Sesungguhnya Allah SWT mengampuni beberapa kesalahan umatku yang disebabkan keliru, lupa dan karena dipaksa.
(Hadits hasan ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah, Baihaqi dan lain-lain)
Hadits ke- 40 : Waktu dalam dunia
Ibnu Umar ra. berkata, Rasulullah SAW memegang pundakku lali bersabda :

Jadilah engkau di dunia laksana orang asing atau orang yang menyeberangi jembatan. Ibnu Umar ra. berkata : Bila engkau berada pada sore hari, maka jangan menunggu datangnya pagi, dan bila engkau di pagi hari, maka jangan menunggu datangnya sore. Manfaatkan sehatmu sebelum sakitmu, dan waktu hidupmu sebelum matimu.
(HR. Bukhari)
Hadits ke- 41 : Kewajiban Mengikuti Syariat Allah
Abu Muhammad Abdullah bin 'Amru bin Al-'Ash ra. berkata, Rasulullah SAW bersabda :

Tidak sempurna iman seseorang dari kalian sehingga hawa nafsunya tunduk mengikuti apa yang telah aku bawa.
(Hadits shahih ayng diriwayatkan di dalam kitab Hujjah yang disusun oleh Abu Al-Fath Nashr Ibnu Ibrahim Al-Maqdisy dengan sanad shahih)
Hadits ke- 42 : Luasnya Ampunan Allah
Anas ra. berkata, saya mendengar Rasulullah SAW bersabda :
Allah SWT berfirman :

Wahai anak Adam selama engkau berdoa dan berharap kepadaKu, niscaya kuampuni segala dosamu yang lalu dan Aku tidak pedulikan lagi.
Wahai anak Adam jika dosamu membumbung setinggi langit lalu engkau minta ampunanKu, pasti engaku Kuampuni.
Wahai adan Adam jika engkau datang kepadaKu dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau bertemu denganKu dalam keadaan tidak menyekutukanKu sedikitpun, pasti Aku mendatangimu dengan ampunan sepenuh bumi pula.
(HR. Tirmidzi dan ia berkata bahwa hadits ini hasan shahih)

 

Minggu, 16 Mei 2010

Besarnya Balasan Infaq

ALLAH S.W.T menganjurkan setiap manusia untuk selalu berinfaq di jalan-Nya sebagai bukti bahwa ia patuh dalam hal berlomba-lomba dalam kebaikan.
Dengan Berinfaq, maka kita akan meringankan penderitaan orang lain, dan mendapat pahala dari ALLAH Seperti yang digambarkan ALLAH dalam beberapa Ayat berikut:

Siapakah yang mau memberi pinjaman kepada Allah, pinjaman yang baik (menafkahkan hartanya di jalan Allah), maka Allah akan meperlipat gandakan pembayaran kepadanya dengan lipat ganda yang banyak. Dan Allah menyempitkan dan melapangkan (rezeki) dan kepada-Nya-lah kamu dikembalikan.
QS. AL Baqarah: 245

Apa saja yang kamu nafkahkan atau apa saja yang kamu nazarkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya. Orang-orang yang berbuat zalim tidak ada seorang penolongpun baginya.Jika kamu menampakkan sedekah(mu), maka itu adalah baik sekali. Dan jika kamu menyembunyikannya dan kamu berikan kepada orang-orang fakir, maka menyembunyikan itu lebih baik bagimu. Dan Allah akan menghapuskan dari kamu sebagian kesalahan-kesalahanmu; dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.Bukanlah kewajibanmu menjadikan mereka mendapat petunjuk, akan tetapi Allah-lah yang memberi petunjuk (memberi taufiq) siapa yang dikehendaki-Nya. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan (di jalan allah), maka pahalanya itu untuk kamu sendiri. Dan janganlah kamu membelanjakan sesuatu melainkan karena mencari keridhaan Allah. Dan apa saja harta yang baik yang kamu nafkahkan, niscaya kamu akan diberi pahalanya dengan cukup sedang kamu sedikitpun tidak akan dianiaya (dirugikan)

QS. AL BAqarah: 270-272

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di malam dan di siang hari secara tersembunyi dan terang-terangan, maka mereka mendapat pahala di sisi Tuhannya. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. Al Baqarah: 274

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.
Qs. AL Baqarah : 261

Orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti (perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
QS. Al Baqarah: 262

Berimanlah kamu kepada Allah dan Rasul-Nya dan nafkahkanlah sebagian dari hartamu yang Allah telah menjadikan kamu menguasainya. Maka orang-orang yang beriman di antara kamu dan menafkahkan (sebagian) dari hartanya memperoleh pahala yang besar.
Qs. Al Hadid: 7

Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman yang baik, maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan dia akan memperoleh pahala yang banyak.
Qs. AL HAdid: 11

Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan (yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.
QS. 3:180

Sesungguhnya orang-orang yang selalu membaca kitab Allah dan mendirikan shalat dan menafkahkan sebahagian dari rezeki yang Kami anugerahkan kepada mereka dengan diam-diam dan terang-terangan, mereka itu mengharapkan perniagaan yang tidak akan merugi,agar Allah menyempurnakan kepada mereka pahala mereka dan menambah kepada mereka dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Mensyukuri.
Qs. 35:29-30

(Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti)

Islam adalah agama pemaaf

Islam adalah agama yang mulia, yang tidak menonjolkan kekerasan, dan mencegah kekerasan berlanjut-lanjut. Oleh karena itu, islam mengajarkan seorang muslim untuk menjadi insan-insan yang pemaaf

BErikut SEruan ALLAH untuk manusia agar menjadi PEmaaf..

....pemaafan kamu itu lebih dekat kepada takwa.
Qs. 2:237

dan hendaklah mereka memaafkan dan berlapang dada. Apakah kamu tidak ingin bahwa Allah mengampunimu? Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang,
Qs. 24:22

maafkanlah mereka dan biarkan mereka, sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.
Qs. 5:13

Jadilah engkau pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma'ruf, serta berpalinglah dari pada orang-orang yang bodoh.
Qs. 7:199

Dan bersegeralah kamu kepada ampunan dari Tuhanmu dan kepada surga yang luasnya seluas langit dan bumi yang disediakan untuk orang-orang yang bertaqwa. Yaitu orang-orang yang menafkahkan (hartanya) baik di waktu lapang maupun di waktu sempit, dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan) orang. Dan Allah menyukai orang-orang yang berbuata kebajikan.”
Qs. 3: 133-134

Balasan terhadap kejahatan adalah pembalasan yang setimpal, tetapi barangsiapa yang memaafkan dan berbuat baik, ganjarannya ditanggung oleh Allah
Qs. 42: 40

(Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti)

KEESAAN ALLAH.. Bagikan

Dan mereka (orang-orang musyrik) menjadikan jin itu sekutu bagi Allah, padahal Allah-lah yang menciptakan jin-jin itu, dan mereka membohong (dengan mengatakan): "Bahwasanya Allah mempunyai anak laki-laki dan perempuan", tanpa (berdasar) ilmu pengetahuan. Maha Suci Allah dan Maha Tinggi dari sifat-sifat yang mereka berikan.
QS. 6:100

Dia Pencipta langit dan bumi. Bagaimana Dia mempunyai anak padahal Dia tidak mempunyai isteri. Dia menciptakan segala sesuatu; dan Dia mengetahui segala sesuatu.
QS. 6:101

Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.
QS. 6:102

Tidak layak bagi Allah mempunyai anak, Maha Suci Dia. Apabila Dia telah menetapkan sesuatu, maka Dia hanya berkata kepadanya: "Jadilah", maka jadilah ia.Sesungguhnya Allah adalah Tuhanku dan Tuhanmu, maka sembahIah Dia oleh kamu sekalian. Ini adalah jalan yang lurus.
QS. 19: 35-36

Dan mereka berkata: "Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak". Sesungguhnya kamu telah mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu, dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh,karena mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah mempunyai anak.Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha Pemurah mengambil (mempunyai) anak.
Qs. 19:88-92

Telah diwahyukan kepadamu bahwasanya: telah mendengarkan sekumpulan jin (akan Al Quran), lalu mereka berkata: Sesungguhnya kami telah mendengarkan Al Quran yang menakjubkan,yang) memberi petunjuk kapada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami sekali-kali tidak akan mempersekutukan seseorangpun dengan Tuhan kami, dan bahwasanya Maha Tinggi kebesaran Tuhan kami, Dia tidak beristeri dan tidak (pula) beranak.
Qs. 72:1-3


Segala puji bagi Allah Yang tidak mempunyai anak dan tidak mempunyai sekutu dalam kerajaan-Nya dan Dia bukan pula hina yang memerlukan penolong dan agungkanlah Dia dengan pengagungan yang sebesar-besarnya.
Qs. 17:111

Sebagai KEsimpulan ada Sebuah Hadist Qudsi yang menerangkan Peringatan ALLAH terhadap yang menganggap-Nya bersekutu dan beranak sebagai berikut:

"Manusia telah membohongkan AKU. Sesungguhnya dia tidak berhak melakukan demikian. dia telah mencaci AKu. Sebenarnya dia juga tidak berhak melakukan demikian. Adapun tuduhan kebohongannya ialah dia mengira bahwa AKU tidak sanggup mengembalikannya(Menghidupkan kembali stelah mati), sedang caciannya kepada-Ku dengan tuduhan bahwa Aku mampu mempunyai anak. MAhascuci Aku untuk(dari tuduhan) mempersunting seorang istri atau mempunyai seorang anak.
(HQR. Bukhari)


(Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti)