PENGERTIAN ILMU
Ilmu (ilmu pengetahuan) adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia.
Kata ilmu dalam bahasa Arab “ilm” yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan lain sebagainya.
Ilmu dalam kaitannya dengan agama Islam, ada beberapa rgument dari beberapa ilmuwan dunia tentang ilmu pengetahuan modern dengan Al Qur’an, sebagai contoh:
“Agama dapat menjadi petunjuk yang berhasil untuk pencarian ilmu pengetahuan. Dan agama Islam dapat mencapai sukses dalam hal ini. Tidak ada pertentangan antara ilmu genetika dan agama. Kenyataan di dalam al-Quran yang ditunjuk¬kan oleh ilmu pengetahuan menjadi valid. AI-Quran yang berasal dari Allah mendukung ilmu pengetahuan.
( Prof. Dr. Joe Leigh Simpson Ketua Jurusan Ilmu Kebidanan dan Ginekologi dan Prof. Molecular dan Genetika Manusia, Baylor College Medicine, Houston, Amerika Serikat.)
“AI-Quran adalah kitab yang menakjubkan yang menggambarkan masa lalu, sekarang, dan masa depan. “
( Prof. Palmer, Ahli Geologi ternama Amerika Serikat.)
Begitu menakjubkan tanggapan para ilmuwan dunia terhadap eratnya ilmu pengetahuan dengan agama islam yang tersirat dari kitab suci al qur’an.
Allah mengajarkan manusia segala bentuk pengetahuan melalui ayat-ayat kauniyah atau tanda-tanda alam, sehingga manusia dapat membuat hipotess, teori dan melakukan eksperimen. Allah berfirman:
“Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, silih bergantinya malam dan siang, bahtera yang berlayar di laut membawa apa yang berguna bagi manusia, dan apa yang Allah turunkan dari langit berupa air, lalu dengan air itu Dia hidupkan bumi sesudah mati (kering)-nya dan Dia sebarkan di bumi itu segala jenis hewan, dan pengisaran angin dan awan yang dikendalikan antara langit dan bumi; sungguh (terdapat) tanda-tanda (keesaan dan kebesaran Allah) bagi kaum yang memikirkan. (Qs. Al Baqarah:164)
Allah menganugerahkan al hikmah (kefahaman yang dalam tentang Al Quran dan As Sunnah) kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah). (QS. Al Baqarah: 269)
Nabi Muhammad S.A.W juga sering bersabda akan pentingnya ilmu bagi manusia.
Diantaranya:
"Barangsiapa yang menempuh sesuatu jalan untuk mencari ilmu pengetahua, maka Allah akan mempermudahkan baginya suatu jalan untuk menuju ke syurga." (hadist riwayat Muslim)
Dari ibnu mas'ud ra, dari nabi saw beliau bersabda; hasud (iri hati) yang diperbolehkan hanya dua hal , yaitu seseorang yang diberi kekayaan oleh Alloh dan dihabiskan dalam kebenaran, dan seseorang yang diberi ilmu oleh Alloh, kemudian diamalkan dan diajarkan kepada orang lain (HR Bukhari & Muslim)
Dari Abu Umamah r.a. bahwasanya Rasulullah s.a.w. bersabda:
"Keutamaan orang alim atas orang yang beribadat ialah seperti keutamaanku atas orang yang terendah di antara engkau semua." ( hadist riwayat tirmidzi)
Sahabat- sahabat nabi pernah berujar
Umar r.a. berkata :
“Wahai manusia. Kalian wajib menuntut ilmu. Sesungguhnya Allah memiliki selendang kemuliaan. Barangsiapa mencari satu bab ilmu saja, niscaya Allah akan membalutnya dengan selendang kebesaran-Nya.”
Ibnu Mas’ud r.a. berkata :
“Majelis yang paling nikmat ialah suatu majelis yang diisi dengan penyebarluasan hikmah (pengetahuan) dan rahmah, yakni majelis ilmu.”
Mu’adz bin Jabal r.a. berkata :
“Belajarlah olehmu ilmu pengetahuan ! Sebab, mempelajarinya karena khosy-yah (takut karena Allah) merupakan ibadah, memepelajarinya tasbih, membahasnya jihad, mengajarkannya sedekah dan mencurahkannya pada ahlinya merupakan kurban (pendekatan diri kepada Allah). Ia teman dalam kesendirian, dalil agama dan penolong dalam suka dan duka. Ia karib di kala sepi, dan ia teman paling baik dan paling dekat serta cahaya jalan menuju surga. Dengannya Allah mengangkat martabat umat, lalu dijadikan-Nya mereka pemimpin dalam hal kebaikan.”
DASAR HUKUM ILMU DALAM AL QUR’AN
Dan katakanlah: "Ya Tuhanku, tambahkanlah ilmu kepadaku." (Thaha: 114)
Al Qur’an sangat jelas menerangkan keutamaan ilmu dan menyindir kaum-kaum yang tidak berilmu dan tidak belajar.
Apakah sama antara orang-orang yang mengetahui - yakni berilmu- dan orang-orang yang tidak mengetahui - yakni tidak berilmu." (az-Zumar: 9)
Ilmu dalam berbagai bentuk terulang hingga 854 kali dalam Al Qur’an. Itu menunjukkan betapa pentingnya ilmu bagi manusia, karena ilmulah yang membedakan manusia dengan mahluk lainnya. Allah berfirman:
“Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: "Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu mamang benar orang-orang yang benar!"Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana".Allah berfirman: "Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini". Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: "Bukankah sudah Ku-katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?"
(Qs. Al Baqarah: 31-33)
Manusia dikaruniai akal untuk berpikir, merenungkan, dan memilih jalan untuk kehidupannya di bumi agar selamat di dunia dan akhirat. Dengan ilmu, derajat manusia akan meningkat atau ditinggikan oleh Allah S.W.T kedudukannya diantara manusia lain. Allah berfirman:
“….Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.”
(Qs. Al Mujadila:11)
Dalam Al Qur’an, Allah seakan telah menyuguhkan rangsangan-rangsangan berupa ayat-ayat kauniah yang masih bersifat umum agar diselidiki manusia lebih dalam, sehingga menambah keimanan mereka tentang adanya Allah. Allah menciptakan alam agar diilmu sehingga menghasilkan tekonologi yang bermanfaat bagi manusia.
Allah berfirman:
“Maka apakah mereka tidak memperhatikan unta bagaimana dia diciptakan,Dan langit, bagaimana ia ditinggikan?Dan gunung-gunung bagaimana ia ditegakkan?Dan bumi bagaimana ia dihamparkan?
(Qs. Al Ghassiyyah: 17-20)
Jika diklasifikasikan, dalam al qur’an ada beberapa ilmu yang sering tersirat dari ayat-ayatnya di antaranya:
1. Astronomi
2. Geologi
3. Geografi
4. Hidrologi
5. Embriologi
6. Sosiologi Antropologi
7. Ilmu Sejarah
Dan masih banyak lagi ilmu yang terkandung dalam al qur’an, karena Allah juga telah menegaskan:
“Sekiranya lautan menjadi tinta untuk (menulis) kalimat-kalimat Tuhanku, sungguh habislah lautan itu sebelum habis (ditulis) kalimat-kalimat Tuhanku, meskipun Kami datangkan tambahan sebanyak itu (pula)". (Qs. 18: 109)
“Dan seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta), ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.(Qs.31:27)
Berikut adalah beberapa dasar-dasar ayat al-qur’an dari beberapa ilmu yang telah disebutkan.
1. Ilmu Astronomi
Astronomi merupakan cabang ilmu alam yang mempelajari luar angkasa beserta isinya. Masalah astronomi sangat banyak difirmankan Allah dalam Al Qur’an. Diantanya:
"Sesunguhnya Kami telah menghiasi langit yang dekat dengan bintang bintang dan Kami jadikan bintang-bintangitu alat pelempar setan, dan Kami sediakan bagi mereka siksa neraka yang menyala-nyala. " (QS al-Mulk : 5)
"Maka lihatlah berulang-ulang, adakah kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu cacat dan penglihatanmu itupun dalam keadaan payah. " (QS al-Mulk : 3-4)
a. Perputaran Matahari dan Bulan:
pada pergantian malam dan siang dan hujan yang diturunkan Allah dari langit lalu dihidupkan-Nya dengan air hujan itu bumi sesudah matinya; dan pada perkisaran angin terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berakal. (Qs. Al Jathiyah:5) ayat lain: Qs.2:164 Qs.2:189 Qs.2:258 Qs.3:27 Qs.3:190 Qs.6:96 Qs.10:5 Qs.13:2 Qs.14:33 Qs.16:12 Qs.21:33 Qs.22:61 Qs.35:13
b. Pergantian Malam dan Siang
“Dia memasukkan malam ke dalam siang dan memasukkan siang ke dalam malam dan menundukkan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Yang (berbuat) demikian itulah Allah Tuhanmu, kepunyaan-Nya-lah kerajaan. Dan orang-orang yang kamu seru (sembah) selain Allah tiada mempunyai apa-apa walaupun setipis kulit ari. (Qs. 35:13) ayat lain : Qs.31:29 Qs.36:37 Qs.36:40 Qs.39:5 Qs.41:37 Qs.45:5
c. Pembentukan Langit dalam Al Qur’an
“Dialah yang menciptakan langit dan bumi dalam enam masa, dan adalah singgasana-Nya (sebelum itu) di atas air.. (Qs. 11:7)
d. Petir dan kilat dalam Al Qur'an
“Dialah Tuhan yang memperlihatkan kilat kepadamu untuk menimbulkan ketakutan dan harapan, dan Dia mengadakan awan mendung.Dan guruh itu bertasbih dengan memuji Allah, (demikian pula) para malaikat karena takut kepada-Nya, dan Allah melepaskan halilintar, lalu menimpakannya kepada siapa yang Dia kehendaki, dan mereka berbantah-bantahan tentang Allah, dan Dialah Tuhan Yang Maha keras siksa-Nya.” (Qs. Ar Ra’d:12-13)
e. Keseimbangan benda-benda langit
Allah-lah Yang meninggikan langit tanpa tiang (sebagaimana) yang kamu lihat, kemudian Dia bersemayam di atas 'Arasy, dan menundukkan matahari dan bulan. Masing-masing beredar hingga waktu yang ditentukan. Allah mengatur urusan (makhluk-Nya), menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), supaya kamu meyakini pertemuan(mu) dengan Tuhanmu. (Qs. 13:2)
f. Keseimbangan bumi
Dan Kami telah menghamparkan bumi dan menjadikan padanya gunung-gunung dan Kami tumbuhkan padanya segala sesuatu menurut ukuran.(Qs. Al hijr: 19) ayat lain: Qs.2:22 Qs.13:3 Qs.16:15 Qs.20:53 Qs.21:31 Qs.27:61 Qs.31:10 Qs.35:41 Qs.41:10 Qs.43:10 Qs.50:7 Qs.51:48
2. Geologi
Dan apakah orang orang kafir itu tidak mengetahui bahwasanya langit dan bumi itu keduanya dahulu adalah suatu yang padu, kemudian Kami pisahkan antara keduanya. Dan dari air Kami jadikan segala sesuatu yang hidup. Maka mengapakah mereka tiada juga beriman?" (QS al-Anbiyaa : 30)
a. Gunung : Dan telah Kami jadikan di bumi ini gunung-gunung yang kokoh supaya bumi itu (tidak) goncang bersama mereka dan telah Kami jadikan (pula) di bumi itu jalan-jalan yang luas, agar mereka mendapat petunjuk.(Qs. Al Anbiya:31)
b. Barang tambang dan batu mulia
Qs.3:14 Qs.3:91 Qs.7:148 Qs.9:34 Qs.13:17 Qs.16:14 Qs.17:50 Qs.18:96 Qs.34:10 Qs.34:12 Qs.35:12 Qs.35:33 Qs.43:33 Qs.43:53 Qs.55:22 Qs.57:25 Qs.76:19 Qs.76:21
3. Geografi
Geografi adalah ilmu yang mempelajari bumi. Al Qur’an sering menyebut kata langit dan bumi. Ayat-ayat Al qur’an juga banyak mengingatkan kepada kita dibalik fenomena-fenomena geografi seperti gunung, ombak, awan, grafitasi(Qs.6:59;Qs.19:25), tekanan udara (Qs.6:125), dan lain-lain
4. Hidrologi.
Hidrologi merupakan ilmu yang memperlajari air secara spesifik.
Allah berfirman: “Atau seperti gelap gulita di lautan yang dalam, yang diliputi oleh ombak, yang di atasnya ombak (pula), di atasnya (lagi) awan; gelap gulita yang tindih bertindih apabila dia mengeluarkan tangannya, tiadalah dia dapat melihatnya, (dan) barang siapa yang tiada diberi cahaya (petunjuk) oleh Allah tidaklah dia mernpunyai cahaya sedikitpun. (QS an-Nur: 40)
Banyak Ahli Takjub mengenai ayat ini, salah satunya Profesor Dorja Rao. Dia seorang ahli dalam bidang geologi laut dan sekarang ini mengajar di Universitas King Abdul Aziz, Jeddah. Beliau berkata :” Sulit membayangkan bahwa tipe pengetahuan ini telah ada pada 1400 tahun yang lalu. Mungkin ada beberapa hal yang mereka memiliki ide sederhana tetapi untuk menggambarkan hal itu secara detail sangat susah. Sehingga, hal ini tidak didefinisikan ilmu pengetahuan manusia secara sederhana. Manusia normal tidak dapat menjelaskan fenomena itu secara detail. Dengan demikian, saya pikir, informasi itu pasti berasal dari sumber supranatural. "(Rehaili:2003)
5. Embriologi.
Embriologi adalah ilmu yang secara khusus mempelajari tentang perkembangan embrio manusia. Al Qur’an sangat detail dalam menceritakan dan menjelaskan tentang fase-fase perkembangan manusia sejak berupa sari pati tanah.
Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim).Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha sucilah Allah, Pencipta Yang Paling Baik. (Qs. 23: 12-14)
Para peneliti juga sangat takjub mengenai hal ini, bahkan Profesor Keith More dalam bukunya “Perkembangan Manusia” menuliskan
"Perkembangan ilmu pengetahuan berjalan secara lambat dari zaman pertengahan dan ada sedikit perkembangan penyelidikan dalam hal embriologi yang diusahakan selama abad ini sebagaimana yang telah kita ketahui. Hal ini dijelaskan di dalam al-Quran, kitab suci umat Muslim, manusia diciptakan dari sebuah campuran pengeluaran dari laki-laki dan perempuan. Beberapa referensi yang lain menyebutkan bahwa penciptaan manusia itu dari setetes mani (sperma) dan juga diharapkan bahwa hasil dari organisme itu terbentuk dalam janin perempuan seperti sebuah biji enam hari setelah permulaan (blastosit manusia mulai tertanam sekitar enam hari setelah pembuahan).(Rehaili:2003)
6. Sosiologi Antropologi
Sosiologi dan Antropologi merupakan ilmu sosial yang mempelajari manusia, kehidupannya dan hal-hal yang berhubungan dengan manusia.
Al Qur’an banyak membeberkan mengenai ayat-ayat yang berhubungan dengan Sosiologi dan Antropologi. Yaitu mengenai:
1. Bangsa-Bangsa dan Suku:
Allah berfirman:
“Wahai manusia! Sungguh, Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal….” (Qs. AL-Hujurat:13)
2. Mengenai bahasa
Allah berfirman:
Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlain-lainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang demikan itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui. (Qs. Ar Rum:22)
7. Ilmu Sejarah.
Ilmu Sejarah merupakan ilmu yang mempelajari apa-apa yang telah terjadi. Mengenai ilmu sejarah, Al Qur’an jelas secara gamblang mengenai ini, karena Allah sering mengingatkan umat sekarang agar tidak berbuat seperti kaum-kaum sebelumnya agar tidak terkena azab atau bencana. Allah menyuruh kita untuk selalu belajar dari sejarah masa lalu.
Allah berfirman:
“Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Musa Al-Kitab (Taurat) sesudah Kami binasakan generasi-generasi yang terdahulu, untuk menjadi pelita bagi manusia dan petunjuk dan rahmat, agar mereka ingat. Dan tidaklah kamu (Muhammad) berada di sisi yang sebelah barat ketika Kami menyampaikan perintah kepada Musa, dan tiada pula kamu termasuk orang-orang yang menyaksikan.Tetapi Kami telah mengadakan beberapa generasi, dan berlalulah atas mereka masa yang panjang, dan tiadalah kamu tinggal bersama-sama penduduk Mad-yan dengan membacakan ayat-ayat Kami kepada mereka, tetapi Kami telah mengutus rasul-rasul.” (Qs. 28:43-45)
Dari beberapa dasar-dasar ilmu pengetahuan yang tersirat dalam ayat Al Qur’an tersebut menunjukkan betapa agung dan luar biasanya mukjizat Nabi Muhammad S.A.W berupa Kitab ini. Allah betapa luas khasanahnya dan perhitungannya.
Untuk meraih ilmu pengetahuan tersebut, dibutuhkan metode dan sarana antara lain, pendengaran, penglihatan, dan hati. Allah menegaskan hal itu dalam surat An Nahl ayat 78 sebagaimana berikut:
“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.”
Pendengaran dan Penglihatan merupakan indera yang terpenting dalam membantu seseorang dalam memperoleh pengetahuan, dengan kedua indera tersebut manusia mulai mengenal lingkungan sekitarnya dengan mengamati.
Selain itu terdapat hati. Hati berfungsi untuk memahami tanda-tanda kebesaran Allah agar manusia tunduk dan patuh kepada Allah.
MANFAAT ILMU PENGETAHUAN
Di antara keutamaan dan keistimewaan ilmu ialah bahwa manfaat ilmu bagi pemiliknya tidak terbatas pada pahala akhirat semata. Tetapi ia juga memberi manfaat kepadanya (orang berilmu (di dunia dan di akhirat). Ia menggabungkan dua kebaikan baginya, dan mengangkat derajatnya di sisi Allah dan di mata manusia. Hasilnya, bisa dirasakan dalam waktu cepat dan lambat.
Dalam menafsirkan ayat “Ya Allah berilah kami kebaikan di dunia …” Imam Hasan Basri mengatakan, yaitu ilmu dan ibadah. “Hasanah” yaitu surga.
Imam Ibnu al-Qoyim mengatakan : ini termasuk penafsiran yang paling baik. Sebab kebaikan dunia ialah ilmu yang bermanfaat dan amal yang saleh.
Secara umum manfaat ilmu adalah:
1. Menghilangkan keraguan tentang sebuah kebenaran
Dengan ilmu, maka kita tidak akan pernah ragu-ragu akan kebenaran sesuatu hal. Ketika ragu, maka unsur kehidupan lain akan berjalan secara tidak normal. Bahkan, apabila keraguan itu hingga mengenai keimanan, Allah mengancamnya dengan siksa yang pedih.
“Dan senantiasalah orang-orang kafir itu berada dalam keragu-raguan terhadap Al Quran, hingga datang kepada mereka saat (kematiannya) dengan tiba-tiba atau datang kepada mereka azab hari kiamat.” (Qs. Al Hajj:55)
2. Ilmu pengetahuan selain berfungsi sebagai sarana mencari kebenaran, adalah untuk mencari rahmat dan petunjuk dan hikmah untuk kesejahteraan seluruh umat manusia.
“Dan Kami turunkan kepadamu Al Kitab (Al Quran) untuk menjelaskan segala sesuatu dan petunjuk serta rahmat dan kabar gembira bagi orang-orang yang berserah diri.”
(Qs. An Nahl: 89)
3. Ilmu Pengetahuan memudahkan manusia dalam segala hal kehidupan yang dijalaninya.
4. Ilmu pengetahuan memperkuat kedudukan manusia sebagai khalifah di bumi, yaitu menjaga dan melestarikan bumi agar tidak rusak.
PERBEDAAN ANTARA ISLAM DAN BARAT DALAM ILMU PENGETAHUAN
Pengetahuan tidak dapat dilepaskan dari tiga unsur di mana hal ini juga sebagai asal muasal manusia dan ketiganya tidak dapat dipisahkan:
1. Jasad.
2. Ruh.
3. Intelektualitas.
Semua manusia adalah sama dalam komposisi ini. Mereka semua tercipta dan dilahirkan ke alam dunia ini dengan dasar penciptaan dan kehidupan yang tidak berbeda. Berdasarkan hal-hal di atas, Islam memandang pendidikan/proses menyalurkan ilmu sebagai sesuatu yang identik dan tidak terpisahkan. Dengan demikian, pendidikan dalam pandangan Islam meliputi tiga aspek yang tidak dapat dipilah-pilah:
1.Pendidikan jasad (tarbiyah jasadiyah),
2.Pendidikan Ruh (tarbiyah ruhiyah),
3.Pendidikan intelektualitas (tarbiyah 'aqliyah).
Pemahaman tentang pendidikan menurut Islam sebagaimana yang telah dijelaskan memiliki perbedaan-perbedaan yang sangat mencolok dengan bagaimana dunia barat memahami pendidikan. Jika dalam Islam pendidikan harus meliputi tiga aspek seperti di atas, maka dalam pandangan barat semua aspek itu tidak perlu selalu diidentikkan. Dalam pendidikan barat juga lebih ditekankan pada rasionalitas semata.
Di Barat, pendidikan menjadi ajang pertarungan ideologis dimana apa yang menjadi tujuan pendidikan –secara tidak langsung merupakan tujuan hidup – berbenturan dengan kepentingan-kepentingan lain. Di sinilah perbedaan pendapat para filosof Barat dalam menetapkan tujuan hidup. Orang-orang Sparta salah satu kerajaan Yunani lama dahulu berpendapat bahwa tujuan hidup adalah untuk berbakti kepada negara, untuk memperkuat negara. Dan pengertian kuat menurut orang-orang Sparta adalah kekuatan fisik. Oleh sebab itu tujuan pendidikan Sparta adalah sejajar dengan tujuan hidup mereka, yaitu memperkuat, memperindah dan mempertegas jasmani.
Sebaliknya orang Athena, juga salah satu kerajaan Yunani lama, berpendapat bahwa tujuan hidup adalah mencari kebenaran (truth), dan kalau bisa menyirnakan diri pada kebenaran itu. Dan Plato menjelaskan bahwa benda, konsep-konsep dan lainnya bukanlah benda sebenarnya. Dia sekedar bayangan dari benda hakiki yang wujud di alam utopia. Manusia terdiri dari roh dan jasad. Roh itulah hakikat manusia, maka segala usaha untuk membersihkan, memelihara, menjaga dan lain-lain roh itu disebut pendidikan.
Menurut Prof. Dr. Azyumardi Azra, Dalam Islam pendidikan memiliki karakteristik, yaitu pertama, Penguasaan Ilmu Pengetahuan. Ajaran dasar Islam mewajibkan mencari ilmu pengetahuan bagi setiap Muslim dan muslimat. Setiap Rasul yang diutus Allah lebih dahulu dibekali ilmu pengetahuan, dan mereka diperintahkan untuk mengembangkan llmu pengetahuan itu.
Kedua, Pengembangan Ilmu Pengetahuan. Ilmu yang telah dikuasai harus diberikan dan dikembangkan kepada orang lain. Nabi Muhammad saw sangat membenci orang yang memiliki ilmu pengethauan, tetapi tidak mau memberi dan mengembangkan kepada orang lain.
Ketiga, penekanan pada nilai-nilai akhlak dalam penguasaan dan pengembangan ilmu penetahuan. Ilmu pengetahuan yang didapat dari pendidikan Islam terikat oleh nilai-nilai akhlak.
Keempat, penguasaan dan pengembangan ilmu pengetahuan, hanyalah untuk pengabdian kepada Allah dan kemaslahatan umum.
Kelima, penyesuaian terhadap perkembangan anak. Sejak awal perkembangan Islam, pendidikan Islam diberikan kepada anak sesuai umur, kemampuan, perkembangan jiwa, dan bakat anak. Setiap usaha dan proses pendidikan haruslah memperhatikan faktor pertumbuhan anak.
Keenam, pengembangan kepribadian. Bakat alami dan keampuan pribadi tiap-tiap anak didik diberikan kesempatan berkembang sehingga bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Setiap murid dipandang sebagai amanah Tuhan, dan seluruh kemampuan fisik kemampuan mental adalah anugerah Tuhan. Perkembangan kepribadian itu berkaitan dengan seluruh nilai sistem Islam, sehingga setiap anak dapat diarahan untuk mencapai tujuan Islam.
Ketujuh, penekaanan pada amal saleh dan tanggung jawab. Setiap anak didik diberi semangat dan dorongan untuk mengamalkan ilmu pengetahuan sehingga benar-benar bermanfaat bagi diri, keluarga dan masyarakat secara keseluruhan. Amal shaleh dan tanggung jawab itulah yang menghantarkannya kelak kepada kebahagiaan di hari kemudian kelak (HR. Muslim).
Dengan karakteristik-karakteristik pendidikan tersebut tampak jelas keunggulan pendidikan Islam dibanding dengan pendidikan lainnya. Karena, pendidikan dalam Islam mempunyai ikatan langsung dengan nilai-nilai dan ajaran Islam yang mengatur seluruh aspek kehidupannya.
Dalam pendidikan Barat, ilmu tidak lahir dari pandangan hidup agama tertentu dan diklaim sebagai sesuatu yang bebas nilai. Namun sebenarnya tidak benar-benar bebas nilai tapi hanya bebas dari nilai-nilai-nilai keagamaan dan ketuhanan. Menurut Naquib al-Attas, ilmu dalam peradaban Barat tidak dibangun di atas wahyu dan kepercayaan agama namun dibangun di atas tradisi budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu pengetahuan serta nilai-nilai etika dan moral, yang diatur oleh rasio manusia, terus menerus berubah. Sehingga dari cara pandang yang seperti inilah pada akhirnya akan melahirkan ilmu-ilmu sekular.
Menurut Pervez Hoodbhoy, perbedaan pendidikan Islam dan Barat bukan pada istilah pendidikan keagamaan tradisional dan pendidikan sekular modern, karena kedua jenis pendidikan tersebut menyandarkan diri pada dua filsafat pendidikan yang sama sekali berbeda dan mempunyai dua perangkat tujuan dan metode yang juga berbeda.
Berikut ini akan ditujukan perbedaan antara versi pendidikan religius tradisional, yang murni dan karenanya teoritis, dan versi pendidikan modern yang dijadikan pembanding.
Pendidikan Religius Tradisional X Pendidikan Sekuler Modern:
1. Orientasi keakhiratan X Orientasi kesekuleran.
2. Berupaya mencapai sosialisasi ke dalam Islam X Berupaya mencapai perkembangan individu.
3. Kurikulum tidak berubah sejak abad pertengahan X Kurikulum merespon perubahan-perubahan berkenaan dengan bidang studi.
4. Pengetahuan berdasarkan pada wahyu dan tidak dipersoalkan X Pengetahuan diperoleh melalui pengalaman dan deduksi.
5. Pengetahuan dicari dan diperoleh berdasarkan pada perintah Tuhan X Pengetahuan diperlukan sebagai alat untuk menyelesaikan masalah.
6. Mendiskusikan moralitas dan asumsi-asumsi tidak dikehendaki X Mendiskusikan moralitas dan asumsi-asumsi disambut baik.
7. Metode dan teknik mengajar pada dasarnya otoriter X Metode dan teknik mengajar student-center.
8. Penghapalan dianggap sangat menentukan X Pencerapan konsep-konsep kunci dianggap menentukan.
9. Mental mahasiswa dianggap pasif-reseptif X Mental mahasisswa dianggap aktif-produktif
10. Pendidikan secara umum tidak dispesialisasikan X Pendidikan dispesialisasikan
TANGGUNG JAWAB DAN PERAN PENELITI
Dengan berdasar Al Qur’an, peneliti atau ilmuwan harus memberikan kontribusi yang nyata bagi masyarakat luas. Seorang ilmuwan juga memiliki tanggung jawab dalam kehidupan berupa memutuskan, menjaga, mengawasi, dan mengontrol produk keilmuannya agar menjadi rahmat bagi alam semesta.
Ilmuwan harus memiliki semangat tinggi untuk berkorban atas dasar niat kepada Allah untuk kebaikan masyarakat banyak. Ilmuwan harus memiliki pedoman berupa Allah menolong hamba-Nya yang suka menolong agama Allah.
“Hai orang-orang mukmin, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu.” ( Qs. Muhammad: 7)
Namun pada saat ini, teknologi serta ilmu pengetahuan dikuasai oleh ideologi barat yang bersifat sekuler, materialistis, dan hanya untuk kepentingan individu atau bersifat egois individualistis. Oleh karena itu, ilmuwan-ilmuwan muslim hendaknya memperjuangkan keilmuan dan teknologi yang modern dengan mengiringinya nafas semangat Islam. Islam yang mengajarkan empati sosial yang tinggi, kebersamaan, serta saling menolong. Sehingga, tidak ada dampak kemajuan teknologi serta ilmu pengetahuan yang begitu besar, karena pada saat ini, kemajuan teknologi sering membawa petaka sendiri bagi masyarakat timur khususnya. Dalam bidang sosial, muncul istilah goncangan budaya, demoralisasi, dan kriminalitas meningkat. Hal-hal tersebut sebenarnya merupakan imbas dari perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang modern namun tidak diimbangi dengan kearifan hati dan kecerdasan spiritual manusia.
Melihat kenyataan di atas, perlu diadakan reaktualisasi nilai keislaman dalam kehidupan keilmuan oleh para ilmuwan. Karena sesungguhnya Islam sangat sarat dengan kemajuan yang melingkupi Intelektualitas, Hati, dan Jasmani yang merupakan sebuah keseimbangan hidup yang sempurna.
Maka benar apa yang diungkapkan Einstein
“Ilmu pengetahuan tanpa agama adalah buta, agama tanpa ilmu adalah lumpuh”
DAFTAR PUSTAKA
The Miracle Syamil Al Qur’an. Sygma Examedia Arkanleema. Jakarta: 2009
Yunnadi, Yun, Yun. Kajian Perbandingan Karakteristik Pendidikan Islam Dan Barat .Jurnal Dakwah. Edisi 11 Juni 2009.Jakarta Pusat
Mustofa. 2007. Perbedaan Pendidikan Islam Dan pendidikan Barat dari Sudut Metodologi
WEB
Wirasakti,ranggi. 2010. “Bumi ini adalah Bumi Allah” www.ranggiwirasakti.blogspot.com
Wirasakti, Ranggi. 2010. “Tugas Kepemimpinan” www.ranggiwirasakti.blogspot.com
Wirasakti, Ranggi. 2009. “Sesuatu yang Telah Terbukti” www.ranggiwirasakti.blogspot.com
Wirasakti, Ranggi. 2010. “Tujuan Diciptakan Alam Ini” www.ranggiwirasakti.blogspot.com
Wirasakti Ranggi. 2010. “ Islam adalah Agama yang Mencintai Lingkungan” www.ranggiwirasakti.blogspot.com
Oleh Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti
0 komentar:
Posting Komentar