Oleh LB Ranggi Wirasakti
Bung Hatta merupakan proklamator bersama Ir. Soekarno. Kiprah beliau bagi perjuangan Indonesia sangatlah besar dan banyak. Pesona beliau mungkin kalah dengan Ir. Soekarno. Beliau seakan akan menjadi bayangan Soekarno. Sehingga tidak heran kita lebih mudah dan terlanjur akrab dengan istilah "Soekarno-Hatta". Sampai sekarang pun, masyarakat mungkin masih sedikit yang mengenal beliau secara lengkap. Lebih miris lagi Bung Hatta resmi menyandang gelar Pahlawan baru pada tahun 2012 lalu Melalui Keppres No.84/TK/2012. Orang yang mempelajari sepak terjang dan biografi beliau pasti akan kagum bahkan bisa menitikkan air mata. Salah satu tokoh sekaliber Iwan Fals pun menciptakan lagu dengan judul Bung Hatta yang berisi karakter bung Hatta selama hidup
Jika mempelajari catatan, buku sejarah, dan sumber sejarah lain, dapat disimpulkan bahwa Bung Hatta bisa menjadi tokoh hebat tidak lepas dari karakter yang beliau miliki. Karakter beliau tersebut adalah
1. Berprinsip Teguh.
Bung Hatta selalu memegang prinsip secara teguh dalam perjuangan. Beliau memiliki idealisme yang sangat tinggi. Semua referensi mengenai beliau akan mengerucut pada prinsip utama beliau yaitu selalu hidup sederhana, jujur, dan sabar. Contoh nyata keteguhan beliau adalah tekad akan menikah apabila Indonesia telah merdeka. Beliau benar benar menjalankan niat tersebut dan menikah dengan Rachmi Hatta pada tanggal 18 November 1945. Bung Hatta juga rela mengundurkan diri sebagai Wakil Presiden karena tidak cocok dengan pemikiran Soekarno pada tanggal 1 Desember 1956. Pemikiran beliau benar, Soekarno akhirnya jatuh dikemudian hari. Mengenai sikap teguh, Bung Hatta sering mengutip ucapan Nietzsche yang berbunyi "Waas Mich Nicht umbringt, macht mich Starker" yang memiliki arti apa yang tidak menumbangkan diriku, akan memperkuat diriku".
Mengenai prinsip kesederhanaan, beliau juga sangat luar biasa seperti pada suatu edisi majalah tempo (thn 2000) pernah diulas bahwa beliau tidak bisa membeli sepatu merek Bally impiannya. Karena sangat suka dengan sepatu tersebut, ia menyimpan potongan iklan sepatu Bally dan masih tersimpan hingga beliau wafat. Bahkan Hatta pernah merasakan hidup dalam kondisi serba kekurangan pasca mengundurkan diri dari Wapres. Rumah beliau pernah diputus listriknya karena menunggak pembayaran selama 3 bulan.
Kesederhanaan dan kecintaan pada bangsa secara ikhlas mengabdi dari Bung Hatta mungkin ada pada Surat Wasiatnya pada tanggal 10 Februari 1975 yang berisi "Saya tidak ingin dikubur di Makam Pahlawan (Kalibata), Saya ingin dikubur di tempat kuburan rakyat biasa yang nasibnya saya perjuangkan seumur hidup saya". Bung Hatta meninggal pada tanggal 14 Maret 1980 dan dimakamkan di TPU Tanah Kusir.
2. Berjuang tanpa Kekerasan. Bung Hatta selalu mengedepankan diplomasi dan perjuangan politik melalui organisasi politik. Bung Hatta menempa kemampuan berorganisasi sejak ia bersekolah di negeri Belanda dengan misi perjuangan yang bulat yaitu Indonesia. Beliau tergabung ke dalam Indische Vereniging yang kemudian berubah menjadi Perhimpunan Indonesia dan beliau mengetuainya selama 4 tahun. Setelah Kemerdekaan pun beliau sangat aktif di meja perundingan menghadapi Belanda dan dalam rangka misi diplomasi luar negeri Indonesia. Politik luar negeri Indonesia Bebas Aktif juga merupakan sumbangsih dari Bung Hatta. Ia jabarkan ide tersebut saat sidang KNIP tanggal 2 September 1945 yang berjudul "Mendayung di antara dua karang".
|
Bung Hatta saat KMB di Belanda |
3. Bekerja Sistematis. Beliau selalu mengedepankan kehati-hatian dan perencanaan yang matang dalam setiap hal. Beliau selalu terlihat "kalem" namun terukur dalam melakukan sesuatu terutama yang menyangkut kepentingan masyarakat luas. Salah satu mahakarya bung Hatta menurut saya adalah Pasal 33 UUD 1945 dan pencatuman penjaminan HAM di UUD 1945.
4. Rajin Membaca Buku, Pribadi yang Teratur dan Tepat Waktu
Bung Hatta merupakan pecinta buku sejati sejak masa remaja. Hatta mulai mengoleksi buku saat berumur 17 tahun Bung Hatta tidak pernah berhenti belajar dalam kondisi apa-pun. Saat di penjara di Kota Den Haag pada tahun 1927-1928 serta saat dibuang di Banda Neira dan Boven Digul Bung Hatta membawa buku dalam jumlah yang sangat banyak yaitu 16 Peti. Koleksi buku Hatta terdiri dari berbagai bahasa seperti Inggris, Belanda, Jerman serta Perancis. Buku buku tersebut ia simpan rapi tidak boleh ada yang tunggang balik. dan masih ada di rumah keluarga Bung Hatta di Jalan Diponegoro 57 Jakarta. Hal yang unik dari Hatta adalah ia memberi maskawin kepada Rachmi Hatta adalah buku tulisannya Alam Pikiran Yunani. Seluruh buku hatta bila total mencapi 10.000 judul buku. Tidak heran bila kemudian tulisan Hatta sangat banyak dan berbobot. Dari hal tersebut dapat menjadi pelajaran bahwa dengan rajin membaca buku, kita bisa menulis secara produktif, dan analitis.
Bung Hatta merupakan pribadi yang teratur bahkan terhadap hal hal kecil seperti ia rajin menetes obat ke matanya tanpa pernah lewat sedikitpun. Bung Hatta menurut Prof Isak Salim harus selalu menetesi matanya dengan obat Catalin sehari 6 kali. Ia menjalankan nasehat tersebut selama enam tahun. Bahkan apabila saat di perjalanan kendaraan ia meminta harus berhenti terlebih dahulu saat wakt menetes mata tiba.
Tidak akan pernah selesai mempelajari Bung Hatta dan pemikirannya, namun karakter Bung Hatta adalah cermin kejuangan yang mengabadi yang harus kita jadikan inspirasi dan motivasi. #Semangat untuk Negeri.
NB: Kini banyak buku yang mengulas biografi Hatta sebagai bacaan lanjutan. Seperti terbitan Kompas Gramedia: "Untuk Negeriku"
Liberta Bintoro Ranggi Wirasakti, Magelang.